Persiapan upacara adat Mengulur Naga didepan
Keraton Kutai Kartanegara tadi siang
Photo: Agri |
|
|
KutaiKartanegara.com 28/09/03 21:42 WITA
Wakil Gubernur Kalimantan Timur Drs
Yurnalis Ngayoh secara resmi menutup pesta adat Erau 2003 yang telah berlangsung selama
sepekan di Tenggarong yang ditandai dengan upacara Mengulur Naga dan Belimbur.
Sebelum melaksanakan upacara Mengulur Naga,
terlebih dahulu dibacakan riwayat singkat Naga Erau yang dibacakan oleh Sekretaris Keraton
Kutai Kartanegara ing Martadipura Adji Raden Mustawan Pranoto. Diriwayatkan bahwa Naga ini
berawal dari ditemukannya seekor ulat kecil oleh sepasang suami-istri yang hidup di Kampung
Melanti, Hulu Dusun. Ulat kecil yang semakin hari semakin besar ini ternyata adalah seekor
naga.
Dikisahkan AR Mustawan Pranoto bahwa pada
suatu malam si Petinggi Hulu Dusun ini bermimpi bertemu putri yang merupakaan jelmaan dari
naga tersebut. Sang putri memohon izin untuk pergi meninggalkan pasangan suami-istri yang
belum dikaruniai anak ini.
Sultan Kutai Kartanegara HAM Salehoeddin II ketika
mencipratkan air tuli sebagai tanda dimulainya Belimbur
Photo: Agri |
|
|
Akhir cerita, sang naga dilepas ke sungai
Mahakam dengan berenang ke hulu dan hilir masing-masing sebanyak tujuh kali kemudian berenang
ke kiri dan ke kanan masing-masing tiga kali lalu menyelam kedalam perairan Mahakam.
Setelah Bupati Kutai Kartanegara Drs H
Syaukani HR MM dan Wagub Kaltim Yurnalis Ngayoh usai menyampaikan sambutannya sekaligus
menutup Erau 2003, prosesi Mengulur Naga dimulai. Kedua Naga yang telah diletakkan didepan
Keraton Kutai Kartanegara (Museum Mulawarman) kemudian dibawa ke dermaga untuk diberangkatkan
ke Kutai Lama dengan diiringi para punggawa, Dewa, Belian, Pangkon, Sultan, Bupati serta
undangan lainnya.
Walau prosesi Mengulur Naga baru dimulai,
sebagian warga Kaltim yang telah berkumpul di Tenggarong tampaknya sudah tak sabar untuk
Belimbur atau siram-siraman air. Di beberapa sudut kota, warga telah mulai menyiramkan air
kepada orang-orang yang lalu-lalang di jalan.
Menurut salah seorang kerabat Kesultanan
Kutai, sebenarnya Belimbur baru dimulai setelah diadakan upacara adat Rangga Titi dan itu pun
setelah air tuli yang diambil dari Kutai Lama telah tiba di Tenggarong.
Belimbur tak hanya terjadi di daratan kota Tenggarong, di sungai Mahakam pun saling semprot air terjadi
antar tiap kapal
Photo: Agri |
|
|
Namun ada sesuatu yang menarik dari
pengambilan air tuli pada Erau kali ini. Dengan menggunakan helikopter yang dimiliki Pemkab
Kukar, proses pengambilan air tuli dari Kutai Lama dapat dilakukan dalam waktu yang cukup
singkat. Bupati Kukar H Syaukani HR sendiri turut serta dalam pengambilan air tuli di wilayah
Kecamatan Anggana tersebut.
Setibanya air tuli di Tenggarong, Sultan HAM
Salehoeddin II segera melaksanakan upacara Rangga Titi di dermaga depan Keraton Kutai
Kartanegara. Air tuli yang dibawa dari Kutai Lama - ibukota Kerajaan Kutai Kartanegara di abad
ke-13 - kemudian dimantera-manterai oleh seorang pawang dan diserahkan kepada Sultan yang
telah duduk diatas balai bambu kuning. Sultan lalu mengangkat mayang yang telah dicelupkan
didalam air tuli dan memercikkan air tersebut kearah petugas upacara adat dan masyarakat yang
menyaksikan sebagai tanda dimulainya Belimbur.
Dua buah mobil pemadam kebakaran yang telah
bersiap sejak pagi didepan Keraton mulai beraksi dengan menyemprotkan air kearah masyarakat
yang memadati jalan Diponegoro tersebut. Masyarakat pun kembali saling siram-menyiram air, ada
yang menggunakan kantung plastik yang diisi air Mahakam, ada yang menggunakan ember bahkan
helm, yang penting dapat digunakan untuk menyiramkan air kepada sesama teman atau orang lain.
Suasana suka-cita dalam Belimbur tak hanya
terjadi di kawasan Keraton, hampir di seluruh penjuru kota Tenggarong dilaporkan basah
terguyur air. Sepanjang tepi Mahakam yang dipadati warga dari berbagai kota utama Kaltim
menjadi ajang 'pertempuran hebat' dari Belimbur ini. (win)
Dua orang remaja tengah sibuk mempersiapkan kantongan
plastik berisi air dari sungai Mahakam yang akan digunakan untuk 'bertempur' dalam adat Bellimbur
Photo: Agri |
|