Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II saat melakukan prosesi
Bepelas Tiga Kali. Dentuman meriam menggelar saat telapak kaki kanan Sultan menginjak gong Raden Galuh
Photo: Agri |
|
|
KutaiKartanegara.com 23/09/03 13:55 WITA
Salah satu mata acara pokok dalam
penyelenggaraan Erau Adat Kutai Kartanegara adalah upacara adat Bepelas Sultan yang dilakukan
setiap malam di Keraton Kutai Kartanegara selama berlangsungnya Erau. Upacara adat Bepelas
yang berlangsung tadi malam (22/09) adalah Bepelas Tiga Kali atau Bepelas Malam Ketiga.
Upacara adat Bepelas dimaksudkan untuk untuk
memuja sukma dan raga Sultan dari ujung kaki hingga ujung rambut agar Sultan mendapatkan
kekuatan dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan melaksanakan adat.
Dalam pelaksanaan acara Bepelas Sultan ini,
banyak tarian yang ditampilkan baik tarian yang bersifat sakral maupun tarian kegembiran.
Tarian tersebut diantaranya adalah tari Dewa, tari Dewa Memanah, tari Ganjur, tari Kanjar Bini
dan tari Kanjar Laki. Tarian sakral dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga dan melindungi
jalannya acara Bepelas Sultan dari perbuatan roh-roh yang jahat yang akan mengganggu.
Suasana upacara adat Bepelas Sultan yang berlangsung tadi
malam di Keraton Kutai Kartanegara
Photo: Agri |
|
|
Setelah beberapa tari dipersembahkan oleh
para Dewa dan anggota kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Dewa memasuki
ruang dalam istana untuk menjemput Sultan melaksanakan Bepelas. Sementara gamelan terus
dikumandangkan dengan lagu Serseh.
Beberapa saat kemudian, Sultan H Adji Mohamad
Salehoeddin II memasuki ruang singgasana dan bersiap-siap untuk melaksanakan prosesi Bepelas.
Seorang Kepala Adat Keraton kemudian mengadakan sawai atau membacakan mantera-mantera dengan
maksud untuk mencapai suatu keselamatan. Tali Juwita dan Kain Cinde direntangkan kearah barat
yang ujungnya dipegang oleh anggota keluarga Sultan.
Setelah Kepala Adat Keraton membaca
mantera-mantera, gamelan berbunyi lagu Ireng-Ireng dan ketika gong besar dibunyikan,
Sultan kemudian meniti Tapak Leman yang didahului dengan menginjak sebuah batu pijakan.
Anggota kerabat Kesultanan saat menarikan sebuah tarian
sakral Keraton Kutai Kartanegara sebelum berlangsungnya prosesi Bepelas Sultan
Photo: Agri |
|
|
Tangan kanan Sultan memegang rentangan
tali Juwita dan tangan kiri memegang rentangan Kain Cinde. Setelah sampai kaki kanan Sultan
pada gong Raden Galuh, berhentilah Sri Sultan untuk dipelas oleh Dewa Belian. Bersamaan dengan
bersentuhnya kaki kanan Sultan pada gong tersebut, terdengarlah gelegar suara meriam yang
sangat keras dari arah dermaga yang terletak didepan Keraton.
Setelah Dewa Belian membacakan
mantera-mantera, Sultan berbalik ke belakang dengan tangan kanan memegang Kain Cinde dan
tangan kiri memegang Tali Juwita. Prosesi Bepelas kemudian diulang hingga genap tiga kali
sesuai dengan jumlah malam pelaksanaan Erau. Dentuman meriam pun turut dibunyikan sebanyak
tiga kali.
Setelah prosesi Bepelas selesai, Sultan pun
kembali memasuki ruang dalam istana sementara tari-tarian pun kembali dipersembahkan oleh
anggota kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara. Beberapa menit kemudian, Sultan kembali memasuki
ruangan singgasana untuk menyaksikan tari-tarian. Acara berakhir dengan penyerahan tanda mata
kepada Sultan oleh salah seorang kerabat wanita.
Upacara adat Bepelas kembali akan
dilaksanakan pada malam keempat atau malam ini. Kecuali malam Jum'at, upacara adat sakral ini
digelar setiap hari hingga malam ketujuh. (win) |