Pesut Mahakam |
|
|
KutaiKartanegara.com 02/12/02
Habitat Pesut yang hidup di perairan Mahakam kini semakin langka. Seperti
yang dilansir harian Kompas pada edisi Kamis (28/11) lalu, Kepala Divisi
Konservasi dan Perlindungan Pesut Yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI),
Syahrani mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei bulan Juni lalu diperkirakan jumlah
populasi Pesut Mahakam saat ini tinggal 58 ekor saja.
Survei juga menunjukkan daerah
sebaran Pesut yang semakin menyempit, yakni tinggal sekitar 100 kilometer dari kawasan
Muara Kaman (Kabupaten Kutai Kartanegara) hingga Melak (Kabupaten Kutai Barat). Syahrani
mengatakan bahwa berkurangnya populasi Pesut Mahakam secara drastis dari 1.000 ekor pada
tahun 1975 menjadi 58 ekor saja adalah akibat banyaknya Pesut yang mati karena terhantam
baling-baling kapal motor maupun speedboat serta akibat terjerat jaring nelayan.
Disamping itu, faktor kerusakan lingkungan juga telah menyebabkan susutnya populasi Pesut
Mahakam.
Musim Kawin
Syahrani menambahkan bahwa Oktober lalu merupakan musim kawin Pesut,
diharapkan populasi Pesut Mahakam akan dapat bertambah. Induk pesut rata-rata hanya
melahirkan satu anak dan hanya dua kali beranak seumur hidup. Untuk bereproduksi, Pesut
harus mencapai usia dewasa 12-14 tahun. Setelah menemukan pasangan, induk Pesut hamil
selama 12-13 bulan. Usia Pesut paling lama 30 tahun. Induk pesut mengasuh anak selama dua
tahun dan hidup dalam kelompok. Setelah dewasa, anak pesut mencari pasangan di luar
kelompok.
Pesut Mahakam merupakan satwa yang
langka karena di dunia hanya terdapat di tiga tempat. Selain di Kaltim, Pesut dapat
ditemukan di hulu Sungai Irawadi (Myanmar) dan Sungai Mekong (Vietnam). Habitat Pesut di
kedua tempat itu juga terancam punah.
Menurut survei, lumba-lumba air
tawar yang tersisa di Sungai Mahakam tersebut hidup dalam tiga kelompok, yakni di sekitar
Melak-Penyinggahan, Muara Kaman-Danau Semayang dan Muara Muntai-Sungai Kedang Pahu.
Aquarium Pesut
Ditengah ancaman kepunahan Pesut Mahakam tersebut, Bupati Kutai Kartanegara
Drs H Syaukani HR MM pernah melontarkan gagasannya untuk menangkar Pesut Mahakam untuk
ditampung dalam sebuah Aquarium Raksasa di obyek wisata modern Pulau Kumala, Tenggarong.
Gagasan Bupati Kukar ini tentu saja mendapat reaksi pro dan kontra baik dari kalangan
masyarakat, LSM lingkungan hidup baik yang ada di daerah maupun di Jakarta.
Syaukani menegaskan bahwa pihaknya
tetap akan melakukan penangkaran Pesut Mahakam sebanyak 2 hingga 3 ekor dalam sebuah
aquarium raksasa, sehingga masyarakat Kaltim sendiri dapat menyaksikan satwa langka
tersebut.
"Penangkaran Pesut Mahakam ini
akan dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan para ahli Pesut. Jika keadaannya
memang tidak memungkinkan, kita akan mengembalikan Pesut tersebut ke habitat aslinya di
Sungai Mahakam." kata Bupati Drs H Syaukani HR MM beberapa waktu lalu. (win)
Related Link:
>> Sekilas Tentang Pesut Mahakam (Informasi)
>> Legenda Pesut Mahakam (Cerita
Rakyat Kutai) |