Kabupaten Kesultanan Wisata Seni Budaya Festival Erau Agenda Dokumen
       
Arsip Berita Gallery Download Direktori Data Forum Buku Tamu
RSUD A.M. Parikesit
Agenda/Events
Cerita Pendek

Akan Ku Tunggu
Oleh: Rhony Samlan

Beberapa menit lagi kapal fery akan segera berangkat. Akan tetapi mataku masih saja kesana kemari untuk mencari sesuatu. Atau lebih tepatnya seseorang. Biasanya setiap saat aku selalu berjumpa dengannya di kapal ini atau kapal satunya. Mengantri atau sudah berada di ...

Bercocok Tanam Padi di Danau atau Rawa? Metode Sawah Apung Jadi Solusi

Petani asal Kelurahan Panji, Tenggarong, Ustuhri, saat membuat rakit untuk padi apung yang akan dikembangkan di kolam ikannya Petani asal Kelurahan Panji, Tenggarong, Ustuhri, saat membuat rakit untuk padi apung yang akan dikembangkan di kolam ikannya
Photo: Agri


KutaiKartanegara.com - 31/10/2020 22:15 WITA
Bercocok tanam padi lazimnya hanya dilakukan para petani di atas lahan tanah yang terbentang di daratan, baik di dataran rendah maupun di daerah pegunungan.


Kendati demikian, masyarakat yang bermukim di daerah rawa maupun di sekitar danau masih bisa menanam padi di atas air. Caranya, dengan menggunakan metode sawah/padi apung.


Metode padi apung inilah yang kini tengah dicoba warga Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, yang diprakarsai KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) Bersinar Desaku.


Dengan bimbingan Ketua Gapoktan Panji Sejahtera Tenggarong, Ustuhri, warga Muara Enggelam pekan lalu untuk pertama kalinya mempraktekkan metode padi apung dengan membuat rakit bambu ukuran 1,2 x 4 meter.


"Untuk di Kutai Kartanegara, baru pertama kali ini kita uji coba di Muara Enggelam. Kita sudah cek pH airnya, ternyata cukup bagus yakni antara 5-7. Jadi sudah cocok untuk tanaman padi. Sekarang tinggal kemauan masyarakat, mau nggak metode padi apung. Karena kita tahu, di Muara Enggelam kondisinya memang air, terus bahan baku harus kita datangkan dari desa sekitar, seperti bambu, jaring, serta media tanamnya," ujar Ustuhri.


Ditambahkan Ustuhri, untuk ukuran rakit padi apung, lebarnya tidak boleh lebih dari 2 meter. Untuk panjangnya bisa menyesuaikan panjang bambu atau jaring. "Kalau misal panjang bahannya 12 meter, bisa seukuran itu panjangnya. Yang penting lebarnya tidak lebih dari 2 meter, karena kalau lebih dari itu, kita susah untuk menanam," jelasnya.


Kemudian setelah rakit diberi alas jaring keramba ikang, lanjutnya, jaring dilapisi jerami atau daun pisang untuk menahan tanah sebagai media tanam setebal 5 cm.


Untuk jenis padi yang cocok ditanam di sawah terapung area danau, menurut Ustuhri, yang penting padi itu jangan terlalu tinggi atau lebih dari 1 meter. "Maksimal 1 meter, karena kondisi di Muara Enggelam banyak angin. Kuatirnya kalau padi terlalu tinggi, kemudian ditiup angin, padi tersebut bisa ambruk," ungkapnya.


Ada pun jenis padi yang ditanam secara terapung di Muara Enggelam, tambahnya, adalah padi Serai Kuning. "Jenis padi ini sudah bisa dipanen 120 hari setelah tanam," kata warga Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong ini.


Menurut Ustuhri, metode padi apung ini membutuhkan perlakuan khusus. Namun yang harus diperhatikan adalah untuk pestisida dan herbisidanya harus dari bahan yang ramah lingkungan. "Karena posisi di sana adalah sentra ikan, jadi kita gunakan yang organik agar tidak mengganggu ikan-ikan yang ada di sana," jelasnya lagi.


Usai menerapkan metode padi apung di Desa Muara Enggelam, kini Ustuhri tengah mencoba untuk mengembangkan metode yang sama di kolam ikan miliknya yang terletak di sekitar Waduk Panji Sukarame. "Saya buat sama ukurannya seperti di Muara Enggelam. Nanti akan saya taruh di atas kolam ikan. Untuk padi yang ditanam, saya akan coba menanam padi Mayas," pungkasnya. (win)


Ustuhri (tengah) saat menyiapkan rakit untuk padi apung di desa Muara Enggelam
Photo: Istimewa

 
Pasang Iklan
Pasang Iklan
Username
Password  
Info Odah Etam
Politik & Peristiwa   Pemerintahan   Ekonomi & Bisnis   Hukum & Kriminal
Peringatan HUT Kota Tenggarong ke-240, Bupati Edi Damansyah dan Kerabat Kesultanan Kutai Ziarah ke Makam Aji Imbut
Bertabur Aneka Doorprize, Serunya Media Gathering PWI Kukar
 
Bupati Edi Damansyah Paparkan Prestasi dan Capaian Pembangunan Kukar Tahun 2022
32 Pejabat Struktural dan Fungsional Pemkab Kukar Dimutasi
 
PT Tunggang Parangan Perbaharui MOU Dengan Kejari Kukar
Semangat Baru PT Tunggang Parangan Untuk Berikan PAD Bagi Kukar
 
Pelaku Teror Masjid Diringkus Polisi, Mengaku Sering Keluar Masuk Rumah Sakit Jiwa
IRT Pelaku Pembakaran Rumah Ditangkap Dalam Perjalanan ke Banjarmasin
             
Hiburan   Olahraga   Seni Budaya   Pendidikan
Kukarland Festival Jadi Agenda Tahunan di Kukar
Ada Pemecahan Rekor MURI di Kukarland Festival 2023
 
Susun Program Kerja 2023, Askab PSSI Kukar Laksanakan Kongres Biasa
Kalahkan LIP FC di Partai Final, TM FC Juara Liga 1 Askab PSSI Kukar 2022
 
Erau Adat Kutai Kembali Dilaksanakan, Sultan Kutai Jalani Ritual Beluluh
Puncak Pelaksanaan Erau 2022 Ditandai Dengan Mengulur Naga dan Belimbur
 
SMAN 3 Samarinda dan SMPN 1 Tenggarong Juara Umum LKBB The Velocity of Nusantara se-Kaltim 2022
Penantian Panjang Hingga 8 Tahun, Gedung Baru SMAN 1 Tenggarong Akhirnya Siap Digunakan
Arsip Berita Berdasarkan Tahun :  
Arsip Berita Berdasarkan Kategori :  
             
Kabupaten
Kecamatan
Kesultanan
Festival Erau
Seni Budaya
Kesah Loco
Cerita Pendek
Wisata
Direktori
KutaiKartanegara.com