Antisipasi Penyebaran COVID-19, Warga Muara Wis Jaga Batas Desa Para pendatang yang ingin masuk Muara Wis harus terlebih dahulu melapor ke posko pencegahan COVID-19 yang tersebar di beberapa titik Photo: Dok. Pemerintah Kecamatan Muara Wis
Anggota relawan di desa Lebak Cilong menyemprotkan disinfektan ke kendaraan yang memasuki Muara Wis serta mendata orang yang akan masuk wilayah mereka Photo: Dok. Pemerintah Kecamatan Muara Wis
|
KutaiKartanegara.com - 10/04/2020 19:22 WITA
Untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di wilayahnya, Kecamatan Muara Wis sangat berhati-hati untuk menerima kunjungan warga dari luar.
Bahkan pihak desa bersama warga secara sukarela mendirikan posko di beberapa titik yang menjadi akses masuk desa. Tak hanya itu, warga memasang portal agar bisa memeriksa sekaligus mendata warga luar yang akan masuk.
"Ya, kewaspadaan masing-masing desa cukup tinggi, sehingga batas-batas desa diamankan masing-masing warga yang menjadi relawan," terang Camat Muara Wis, Arianto.
Selain waspada di pintu masuk desa, warga Muara Wis juga menaati himbauan Pemerintah untuk tidak banyak melakukan kegiatan di luar rumah.
"Apalagi kondisi geografis Kecamatan Muara Wis yang desanya terpisah-pisah, sehingga semuanya dapat lebih terkontrol," kata Arianto.
Terkait Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Muara Wis, menurut Arianto secara keseluruhan berjumlah 8 ODP. Mereka ini rata-rata adalah mahasiswa Muara Wis yang kuliah di Samarinda dan Tenggarong, serta ditambah beberapa warga yang baru melakukan perjalanan dari luar daerah.
"Dari 8 ODP, sudah 4 orang yang selesai menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Yakni 2 orang di Desa Muara Wis, 1 orang di Desa Enggelam, dan 1 orang di Desa Lebak Mantan," ujarnya.
Sedangkan 4 warga yang masih dipantau kesehatannya yakni sebanyak 3 orang di Desa Melintang dan 1 orang di Desa Lebak Cilong. "Kemungkinan mereka akan selesai isolasi dalam beberapa hari ini," kata Arianto.
Berbeda dengan Tenggarong dan kecamatan lain yang memasang sticker di rumah-rumah ODP, pihak Kecamatan Muara Wis mengambil kebijakan untuk tidak memasangnya.
"Kita putuskan tidak memasang sticker. Karena kita tidak ingin ada kepanikan. Karena kita sudah minta keterangan medis kondisinya seperti apa, ternyata kondisi yang dialami hanya batuk saja. Jadi kita tidak menempel sticker, takut masyarakat resah. Karena waktu mereka baru datang saja masyarakat sudah bergejolak, padahal tidak " jelasnya.
Kendati demikian, lanjut Arianto, petugas telah meminta warga yang berstatus ODP tersebut untuk maksimal mengisolasi diri agar warga sekitar tidak resah. "Alhamdulillah mereka menaati sehingga kita tidak perlu menempel sticker," pungkasnya. (win)
|