Lamin di Pulau Kumala Dijadikan Pusat Informasi Budaya Dayak Kepala Disbudpar Kukar Sri Wahyuni memandu Wabup Edi Damansyah dan Kapolres AKBP Fadillah Zulkarnaen saat meninjau koleksi di Pusat Informasi Budaya Dayak di Amin Bioq, Pulau Kumala Photo: Agri
Pengunjung menyaksikan pernak pernik yang menjadi koleksi Pusat Informasi Budaya Dayak Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 22/05/2016 21:56 WITA
Satu dari tiga Lamin atau rumah adat suku Dayak yang berada di tengah obyek wisata Pulau Kumala kini resmi difungsikan sebagai Dayak Experience Center atau Pusat Informasi Budaya Dayak.
Pusat Informasi Budaya Dayak ini menempati sebuah lamin adat suku Dayak Kenyah bernama Amin Bioq, sama seperti lamin adat yang berada di desa Ritan Baru, Kecamatan Tabang.
Mulai beroperasinya Pusat Informasi Budaya mdDayak ini diresmikan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah, Jum'at (20/5) lalu, yang ditandai dengan pemotongan tali menggunakan sebilah mandau di depan tangga Amin Bioq.
Wabup Kukar Edi Damansyah menyambut baik kehadiran Pusat Informasi Budaya Dayak di Pulau Kumala yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar bekerjasama dengan komunitas masyarakat Dayak yang ada di Kukar.
"Sehingga setiap orang yang berkunjung ke Pulau Kumala bisa mengetahui secara utuh budaya masyarakat Dayak yang ada di daerah ini," ujarnya.
Wabup Kukar juga berharap agar kehadiran Pusat Informasi Budaya Dayak ini dapat menjadi salah satu daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Pulau Kumala. "Oleh karena itu, saya harap tempat ini dapat dikelola dengan sebaik-baiknya," kata Edi.
Sementara dikatakan Kepala Disbudpar Kukar Sri Wahyuni, kehadiran Pusat Informasi Budaya Dayak bertujuan untuk menghidupkan kembali zona kawasan budaya di pulau Kumala. "Selain itu kita berharap keberadaan Dayak Experience Center ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kukar. Karena untuk masuk tempat ini akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5 ribu untuk dewasa dan Rp 3 ribu untuk anak-anak yang akan diberlakukan dalam 2 bulan ke depan," imbuhnya.
Menurut Sri, Pusat Informasi Budaya Dayak ini menampilkan berbagai informasi yang betkaitan dengan sosial budaya, ekonomi, kekerabatan dari 7 etnis Dayak yang ada di Kukar, seperti Kenyah, Modang, Benuaq, Punan, Bahau, Basap dan Tunjung.
"Ke depan Pusat Informasi Budaya Dayak ini akan terus kita kembangkan. Kita akan siapkan tempat bagi para pengrajin Dayak untuk menjual barang-barang kerajinan atau cenderamata. Kemudian setiap akhir pekan akan ada pengrajin kain Ulap Doyo yang mendemonstrasikan cara menenun kain khas tersebut," demikian ujarnya. (win)
|