Pengamatan Gerhana Matahari, Planetarium Diserbu Warga Warga Tenggarong tumpah ruah di halaman Planetarium Jagad Raya yang menggelar pengamatan gerhana matahari pada Rabu (09/03) pagi Photo: Agri
Dengan menggunakan kacamata khusus, anak-anak ini mengamati fase demi fase terjadinya gerhana Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 09/03/2016 21:21 WITA
Ribuan warga Kutai Kartanegara (Kukar), khususnya kota Tenggarong, sangat antusias menyaksikan fenomena alam yang sangat langka yakni gerhana matahari yang terjadi Rabu (09/03) pagi.
Warga berbondong-bondong mendatangi Planetarium Jagad Raya, Tenggarong, yang menjadi tempat pengamatan gerhana matahari tersebut. Apalagi pihak Planetarium menyiapkan beberapa teropong yang bisa digunakan warga untuk melihat langsung fase demi fase terjadinya gerhana.
Dari 4 teropong yang disiapkan, satu teropong dihubungkan langsung ke proyektor di dalam gedung Planetarium sehingga warga yang tak memiliki kacamata khusus bisa melihat langsung terjadinya gerhana saat itu.
Tak ada kacamata khusus, warga mengamati gerhana matahari dengan menggunakan lembaran hasil foto rontgen Photo: Agri
Untuk mengamati gerhana matahari ini, banyak cara yang dilakukan warga. Ada yang menggunakan kacamata khusus, kemudian ada pula yang menggunakan lembaran hasil foto rontgen.
Kegiatan pengamatan gerhana matahari yang digagas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar bekerjasama dengan Komunitas Pencinta Astronomi (Kompas) Kukar ini digelar mulai pukul 07.30 WITA.
Selain melakukan pengamatan gerhana, ratusan warga juga melaksanakan salat sunnah gerhana di halaman Planetarium yang dipimpin oleh Kepala Pondok Pesantren As-Sauqi Tenggarong, Iwan Hartono.
Warga bergantian mengamati gerhana matahari dengan teleskop yang disediakan Planetarium Jagad Raya Photo: Agri
Menurut Ketua Kompas Kukar, Wedy Handoko, intensitas gerhana matahari di Tenggarong mencapai 97,6 persen dengan puncak gerhana terjadi pada pukul 08.35 WITA. "Lama terjadinya puncak gerhana di Tenggarong yakni sekitar 1 menit 50 detik," terangnya.
Sedangkan fase-fase terjadinya gerhana matahari di wilayah Tenggarong, lanjutnya, berlangsung selama 2 jam 20 menit 20 detik.
Sementara Kepala Disbudpar Kukar Sri Wahyuni menyambut baik antusiasme warga Tenggarong yang berbondong-bondong mendatangi Planetarium Jagad Raya. "Setidaknya masyarakat bisa lebih mengenal bahwa Planetarium juga merupakan tempat pengamatan dan pendidikan mengenai benda-benda angkasa atau tata surya," ujarnya.
Ke depan, lanjut Sri, Planetarium Jagad Raya tetap akan melakukan pengamatan-pengamatan benda-benda langit seperti gerhana bulan, ataupun fenomena alam lainnya di antariksa. (win)
|