APBD Kukar Alami Defisit, Aliansi Mahasiswa Kukar Soroti Kinerja Pemkab Kukar Suasana aksi unjukrasa Aliansi Mahasiswa Kukar di gedung Bappeda Kukar, Tenggarong, Kamis (18/02) siang Photo: Agri
Kepala Bappeda Kukar Totok Heru Subroto saat memberikan penjelasan kepada mahasiswa perihal terjadinya defisit anggaran Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 19/02/2016 09:33 WITA
Prihatin terhadap anggaran daerah yang mengalami defisit, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kukar menggelar aksi damai di gedung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong, Kamis (18/02) kemarin.
Menurut Koordinator Aksi, Muhammad Alfian Muzakki, aksi damai ini melibatkan sejumlah elemen mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tenggarong, Himpunan Pelajar dan Mahasiswa (HIPMA) Kukar, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kukar dan Kepresidenan Mahasiswa (Kepresma) Unikarta.
Sebelum menyambangi gedung Bappeda yang berada di kompleks Kantor Bupati Kukar, lanjutnya, Aliansi Mahasiswa Kukar terlebih dahulu menggelar aksi di bundaran jembatan Aji Imbut, dengan melakukan orasi serta membagi-bagikan selebaran kepada pengguna jalan yang melintas.
Dikatakan Muzakki, pihaknya menyoroti kinerja jajaran eksekutif yang tidak serius dalam mengurus dan menyuarakan kepentingan masyarakat. Apalagi sepanjang 2 bulan terakhir, Kukar digegerkan dengan adanya defisit pada ABPD 2016.
"Defisit anggaran tersebut memberikan dampak di berbagai sektor, baik pembangunan infrastruktur, sosial dan perekonomian masyarakat. Dalam kondisi defisit ini telah berdampak pada dirumahkannya ratusan pegawai THL, hutang kepada kontraktor yang belum dibayar," ujarnya.
Menurut Zaki, Pemkab Kukar harus memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar tidak selalu bergantung pada dana perimbangan. "Misalnya retribusi parkir yang masih kurang maksimal digarap, pajak pariwisata dan perhotelan, perizinan sektor pertambangan dan lain sebagainya," katanya.
Setibanya di gedung Bappeda Kukar, para mahasiswa kembali melakukan orasi di teras depan kantor tersebut. Sejumlah petugas Satpol PP Kukar dan personel Polres Kukar disiagakan di depan pintu masuk gedung.
Kepala Bappeda Kukar Totok Heru Subroto didampingi jajarannya kemudian mendatangi para pengunjukrasa sembari mendengarkan orasi para pengunjukrasa yang menuntut penjelasan Bappeda Kukar terkait penyusunan APBD hingga terjadinya defisit.
Menanggapi tuntutan Aliansi Mahasiswa Kukar, Totok pun kemudian mengajak para pengunjukrasa untuk berdialog di dalam ruang rapat Bappeda Kukar. Menurut Totok, defisit anggaran tak hanya terjadi di Kukar, namun juga di seluruh Indonesia sebagai dampak dari turunnya harga minyak dunia.
"Sedangkan APBD hingga APBN telah disusun jauh-jauh hari dengan asumsi harga minyak dunia waktu itu sebesar 50 dollar AS per barel. Namun pada akhir triwulan IV, harga minyak dunia anjlok hingga 30 dollar AS per barel," jelasnya.
Akibat anjloknya harga minyak dunia tersebut, lanjut Totok, besaran Dana Bagi Hasil (DBH) migas dari Pusat untuk daerah otomatis ikut mengalami penurunan. APBD Kukar 2016 yang semula dianggarkan sebesar Rp 6,9 triliun akhirnya harus dirasionalisasi menjadi Rp 4,8 triliun.
Sementara terkait hutang kepada pihak ketiga sebesar Rp 500 milyar dari ABPD 2015 lalu, kata Totok, itu dikarenakan Pusat tidak melakukan transfer dana perimbangan sebesar Rp 1,1 triliun. "Namun dana tersebut sudah ditransfer pada bulan Januari, dan hutang kepada pihak ketiga akan kita selesaikan," demikian ujarnya. (win)
|