Pasang Tertinggi Sungai Mahakam, Tenggarong Terendam Banjir Warga Tenggarong memanfaatkan jalanan yang tergenang banjir untuk bermain air Photo: Agri
Sejumlah pelajar SD melintasi Jalan Danau Melintang yang telah terendam air Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 28/05/2013 16:41 WITA
Kondisi air pasang sungai Mahakam mencapai titik tertinggi pada Senin (27/05) kemarin. Akibatnya, banyak jalanan, fasilitas umum serta rumah warga di kota Tenggarong yang terendam banjir luapan sungai terbesar di Kalimantan Timur itu.
Beberapa wilayah yang semula jarang tersentuh banjir akhirnya ikut terendam luapan air pasang sungai Mahakam, seperti di kawasan Jalan Danau Melintang dan Jalan Danau Jempang.
Kejadian pada Senin kemarin mengingatkan pada banjir akibat air pasang sungai Mahakam yang terjadi pada tahun 2007 silam. Pada 19 Mei 2007, banjir untuk pertama kalinya merendam rumah warga di Jalan Danau Melintang dan Jalan Danau Jempang.
Dan kejadian 6 tahun silam terulang kembali Senin kemarin. Beberapa rumah warga terendam dengan ketinggian air mencapai 10-20 cm dari dalam rumah.
Sementara kondisi terparah terjadi di pemukiman warga di sepanjang bantaran sungai Mahakam maupun sungai Tenggarong yang telah menjadi langganan banjir. Ketinggian air didalam rumah mencapai 40-60 cm.
Kendati demikian, banjir yang melanda Tenggarong sejak beberapa hari ini tetap disambut sebagian warga dengan penuh suka cita. Mereka justru menikmati banjir dengan bermain air di jalan atau tepian Mahakam.
Kawasan taman di Jalan Diponegoro, terutama di depan Planetarium Jagad Raya, yang sering terendam banjir luapan sungai Mahakam menjadi tujuan favorit warga untuk berenang maupun bermain air.
Kondisi yang sama terlihat di Jalan Mawar, Jalan Melati, Jalan Pandan, Jalan Teratai, Jalan Delta, Jalan Mayjen Panjaitan, serta Jalan Pateh Kota. Warga Tenggarong, khususnya remaja dan anak-anak justru asyik memanfaatkan genangan air di jalan untuk bermain atau berenang.
Dari pantauan KutaiKartanegara.com, kondisi air pasang sungai Mahakam pada hari Selasa (28/05) ini sedikit lebih berkurang dibandingkan Senin kemarin.
Dari perhitungan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda seperti dikutip dari harian Tribun Kaltim, puncak air pasang sungai Mahakam terjadi selama 2 hari yakni pada Senin kemarin dan hari ini. Setelah itu, air pasang tersebut berangsur-angsur akan berkurang.
Sementara dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, H Darmansyah, kondisi banjir di Tenggarong masih tidak separah di wilayah pedalaman seperti Kenohan, Kota Bangun, Muara Kaman dan Sebulu.
"Kalau di Tenggarong, banjir terjadi hanya karena pasang, setelah itu surut. Sedangkan di pedalaman, banjir justru bertahan cukup lama. Di Muara Kaman bahkan sudah banyak warga yang mengungsi karena rumah mereka sudah terendam cukup parah," ujarnya.
Ditambahkan Darmansyah, sedikitnya sudah ada 109 Kepala Keluarga atau 496 jiwa di Kecamatan Muara Kaman yang telah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
"Kami masih terus memantau kondisi air di pedalaman. Selain itu, kami juga masih terus menyalurkan bantuan bahan makanan kepada warga yang menjadi korban banjir," pungkasnya. (win)
|