Komisi I DPRD dan Satlak PB Kukar Tinjau Tanggul Jebol Penyebab Banjir
Rombongan Komisi I DPRD Kukar dan Satlak PB saat meninjau tanggul batu bara di areal pertambangan PT Tanito Harum Photo: Humas DPRD Kukar/Roman
Komisi I DPRD Kukar menengarai adanya ketidakberesan dalam pengelolaan kolam penampungan air di areal tambang PT Tanito Harum Photo: Humas DPRD Kukar/Roman
|
KutaiKartanegara.com - 05/04/2010 17:22 WITA
Terkait banjir yang merendam ratusan rumah warga Loa Ipuh baru-baru ini, Komisi I DPRD Kutai kartanegara (Kukar) bersama Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana (PB) Kukar pada Sabtu (04/04) lalu melakukan peninjauan ke lapangan untuk menelusuri penyebab terjadinya banjir.
Rombongan Komisi I dipimpin wakilnya Sabir Nawir dan Satlak PB Kukar dipimpin Plt Asisten I Hj Yuni Astuti langsung mendatangi lokasi berbentuk kolam tambang batu bara di areal pertambangan milik perusahaan PT Tanito Harum di Kelurahan Loa Ipuh Darat yang diduga menjadi biang terjadinya banjir.
Dari hasil peninjauan tersebut, tim Satlak PB maupun Komisi I DPRD Kukar menyimpulkan adanya ketidakberesan terhadap penanganan kolam penampungan air oleh PT Tanito Harum saat hujan deras selama 10 jam pada Rabu pekan lalu di kawasan tersebut.
Tim melihat bahwa kolam penampungan air limbah dibuat dengan tanggul seadanya, tanpa penguatan yang signifikan. Padahal air tertampung di kolam akibat hujan deras jumlahnya sangat besar. "Tanggulnya sangat tidak memadai dibanding daya tampung kolam, wajar jika jebol," ujar Anggota Komisi I DPRD Kukar, Isnaini.
Anggota lainnya yakni Baharuddin Demmu bahkan menengarai jika jebolnya tanggul ini ada unsur kesengajaan. "Hal ini terlihat dari pengelolaan lingkungan pertambangan sangat buruk dilakukan perusahaan tambang," tandasnya.
Sementara Anggota Komisi I lainnya Firnandi Ikhsan mengatakan, kawasan Pondok Labu, Bensamar dan sekitarnya sebagai kawasan siaga. Pasalnya, bencana banjir seperti ini acap kali terjadi di kawasan tersebut.
Wakil Ketua Komisi I Sabir Nawir pun meminta kepada Pemkab Kukar bersama perusahaan segera membantu kebutuhan sehari-hari masyarakat lantaran lahan sebagai sumber penghasilan mereka rusak dan relatif lama untuk pulih seperti sedia kala.
Hal tersebut dibenarkan Sopian, warga Bensamar yang sempat mendampingi rombongan melakukan peninjauan. Menurut Sopian, banjir lumpur selain merendam semua rumah juga merusak areal pertanian maupun perkebunan penduduk di perkampungan di wilayah hulu sungai Tenggarong seperti Dusun Bensamar, Pondok Labu dan sekitarnya pada Kamis hingga Jumat pekan lalu.
"Air yang merendam pemukiman maupun persawahan lebih merupakan air lumpur yang berasal dari kolam galian bekas tambang. Sebab warnanya persis seperti air kopi susu," ujarnya.
Akibat banjir lumpur ini, tambah Sopian, warga termasuk dirinya secara material cukup dirugikan. Dikatakannya, ada sekitar 30 hektar areal persawahan padi usia 3 bulan tidak dapat dipanen karena hancur diterjang air Lumpur. Kemudian ada 5.000 bibit karet alam hanyut terbawa air entah kemana. "Yang jelas, warga minta ganti rugi akibat banjir ini," cetusnya.
Turut serta dalam peninjauan ini di antaranya Kepala Badan Kesbanglinmas Darmansyah dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah, Bahteramsyah. Sebelumnya Pj Bupati Kukar H Sulaiman Gafur telah melakukan peninjauan di Desa Bensamar dengan memberikan bantuan pribadi senilai Rp 10 juta. (joe)
|