Waduk Panji Sukarame yang masih diminati para pelancong
Photo: Agri |
|
|
KutaiKartanegara.com 29/11/03 22:57 WITA
Walau kalah pamor dibandingkan pusat rekreasi Pulau Kumala ataupun Museum Mulawarman,
kawasan wisata alam Waduk Panji Sukarame yang terletak sekitar 3 km dari pusat kota
Tenggarong tampaknya masih tetap diminati para wisatawan lokal atau pelancong dari
kota-kota utama di Kaltim.
Terutama pada hari Sabtu dan Minggu
atau hari libur nasional, kawasan waduk yang tak lagi difungsikan untuk pengairan ini
selalu saja dikunjungi rombongan pelancong atau pasangan muda-mudi dari luar kota seperti
Samarinda, Balikpapan, Bontang maupun kota-kota lainnya.
Salah satu sudut kawasan Waduk Panji Sukarame
Photo: Agri |
|
|
Untuk memasuki Waduk Panji Sukarame
dikenakan karcis masuk sebesar Rp 500 per orang baik dewasa maupun anak-anak. Selanjutnya
para pelancong dapat berjalan kaki mengitari kawasan ini, melihat-lihat koleksi tanaman
anggrek atau bersantai duduk-duduk dibawah pepohonan yang rindang sambil menikmati suasana
hutan yang tenteram dan sejuk.
"Banyak juga yang datang kesini
berombongan hanya untuk beristirahat makan siang seperti rombongan dari Bontang
itu," ujar Amat, salah seorang petugas loket Waduk Panji Sukarame, sambil menunjuk
kearah rombongan pelancong yang sedang menyantap makanan dibawah pepohonan. Rombongan yang
terdiri dari sekitar 40 orang tersebut tampak dengan lahap menikmati makanan yang mereka
bawa sendiri.
Pergola dengan tumbuhan merambat diatasnya
memberikan keteduhan bagi para pelancong yang berjalan ditepi waduk
Photo: Agri |
|
|
Menurut Amat, biasanya para
pelancong dari luar kota tersebut baru mengunjungi Waduk Panji Sukarame setelah berwisata
ke Museum Kayu yang letaknya tak jauh dari waduk atau setelah mengunjungi Museum
Mulawarman.
Disinggung mengenai tingkat
kunjungan ke Waduk Panji Sukarame selama libur lebaran beberapa hari ini, dikatakan oleh
Amat bahwa pada hari kedua lebaran cukup ramai dikunjungi. Kemudian pada hari ketiga dan
hari keempat kemarin (28/11) cukup sepi dan mulai ramai lagi pada hari ini.
"Kemungkinan besok Minggu juga ramai, dan biasanya ada hiburan band di rumah makan
itu," ujar Amat sambil menunjuk sebuah bangunan berlantai dua yang terletak di lereng
tepi waduk ini.
Rerumputan liar yang telah 'menghijaukan'
permukaan waduk
Photo: Agri
Kapal Kartanegara, kapal bersejarah yang juga
terkesan tak terawat lagi
Photo: Agri
|
|
|
Tak Terurus
Sementara itu, salah seorang pelancong asal Samarinda menyayangkan kondisi
Waduk Panji Sukarame yang terkesan tak terurus. "Seharusnya Pemda Kukar juga
memperhatikan kawasan waduk ini, coba lihat banyak rumput atau tumbuhan liar menutupi
permukaan waduk. Andai dibersihkan kemudian diberi permainan sepeda air, mungkin lebih
banyak lagi wisatawan yang datang kesini," kata Lukman, warga Sempaja, Samarinda.
Pendapat pelancong tersebut memang
ada benarnya, hampir 70% permukaan waduk hanya terdiri rerumputan dan tanaman liar yang
tumbuh dengan subur. Pemandangan yang sama juga terlihat disekitar kapal
Kartanegara, tanaman-tanaman liar tampak tumbuh subur disekeliling kapal bersejarah
pemberian Ratu Belanda kepada Sultan Kutai tersebut.
Menurut Lukman yang datang bersama 3
orang temannya ini, jika Waduk Panji Sukarame didandani atau dipercantik lagi, tak menutup
kemungkinan kawasan ini juga berpotensi dalam mendongkrak PAD Kukar dari sektor
pariwisata. "Jangan hanya Pulau Kumala saja dong yang giat dibangun," demikian
katanya. Bagaimana Dinas Pariwisata Kukar? (win) |