Korban Musibah Ferry Tradisional Terima Santunan
Bupati Kukar Rita Widyasari menyerahkan santunan korban kecelakaan ferry tradisional sebelum kegiatan dzikir akbar dimulai Photo: Humas Kukar/Heru Abdi
|
KutaiKartanegara.com - 01/01/2012 17:53 WITA
Para korban musibah kecelakaan ferry tradisional yang tenggelam di perairan sungai Mahakam belum lama ini juga mendapat santunan dari Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar).
Santunan tersebut secara simbolis diserahkan Bupati Kukar Rita Widyasari, Sabtu (31/12) malam, sebelum digelarnya dzikir akbar menyongsong tahun baru di Masjid Agung Sultan Sulaiman, Tenggarong.
Untuk korban selamat, Pemkab Kukar memberikan santunan sebesar Rp 5 juta. Sedangkan bagi ahli waris korban meninggal dunia mendapatkan Rp 25 juta.
Selain mendapat santunan dari Pemkab Kukar, para korban selamat dan meninggal dunia juga memperoleh bantuan pribadi dari Bupati Rita Widyasari. Yakni Rp 5 juta untuk korban selamat serta Rp 15 juta bagi ahli waris korban meninggal dunia.
Dengan demikian, total bantuan yang diterima para korban selamat masing-masing sebesar Rp 10 juta, dan untuk ahli waris korban meninggal dunia total mendapatkan bantuan sebesar Rp 40 juta.
Seperti pernah diberitakan, kecelakaan ferry tradisional yang tenggelam akibat ditabrak sebuah kapal motor pada 24 Desember lalu telah menyebabkan satu orang korban tewas, yakni atas nama Yuli Setiawan (32) dari Nganjuk, Jawa Timur. Sementara korban selamat berjumlah 18 orang, termasuk motoris ferry tradisional.
Salah seorang korban Selamat, Arif Budiman (24), yang menerima santuan tersebut tadi malam mengatakan sangat bersyukur dan berterimakasih atas kepedulian Pemkab Kukar kepada korban musibah ferry tradisional itu.
Menurut warga Jalan Kartini itu, santuan yang diperolehnya tersebut sangat berarti baginya, terutama untuk memperbaiki sepeda motornya yang sempat tenggelam.
Arif juga berharap kepada instansi terkait agar lebih ketat menjaga tempat-tempat penyeberangan, terutama memperhatikan ketertiban dan keamanan pengguna jasa penyeberangan.
Kepada pengusaha jasa penyeberangan atau pemilik fery tradisional, Arif berharap agar melengkapi perahunya dengan jaket pelampung sesuai kapasitas penumpang. "Juga penerangan yang memadai di waktu malam. Itu semua demi keselamatan para penumpang. Kami tak ingin musibah seperti itu terulang lagi, cukup kami yang merasakan," harapnya. (her)
|