Pemilu Raya BEM Unikarta Bakal Diulang
Pemilu Raya BEM Unikarta akan diulang kembali pada September mendatang Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 27/06/2006 23:59 WITA
Pemilu Raya (Pemira) untuk memilih Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong yang berlangsung Sabtu (24/06) lalu akan diulang hingga waktu yang ditentukan kemudian.
Pasalnya hasil Pemira yang diperoleh, dua dari empat pasangan kandidat Capres-Cawapres yaitu pasangan nomor 2 atas nama Fatahuddin-Toni dan pasangan nomor 4 Hendy-Kamal memiliki nilai yang sama yaitu 227 suara.
Menurut penanggung jawab pelaksanaan Pemira yang juga salah seorang anggota Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Unikarta, Agus Romadi, setelah batas akhir pencoblosan pada Sabtu (24/06) malam pukul 20.00 WITA lalu, perolehan suara untuk pasangan nomor urut 1 atas nama Supriadi-Rudinur sebesar 54 suara.
Kemudian pasangan nomor urut 2 Fatahuddin-Toni Nurhadi dengan 227 suara, nomor urut 3 atas nama Syarifuddin-Ari Nurbianto 37 suara dan nomor urut 4 pasangan Hendy Yuzar-Kamal 227 suara.
"Ternyata dari 549 suara sah yang masuk ke kotak suara, pasangan Hendy Yuzar-Kamal dan pasangan Fatahuddin-Toni Hurhadi memiliki jumlah suara yang sama," katanya.
Ditambahkannya, saat dilakukan penghitungan surat suara ini disaksikan ke empat pasangan kandidat Capres/Cawapres dan masing-masing tim sukses kandidat. "Setelah melalui rapat yang berlangsung cukup alot, maka diputuskan pada malam itu juga bahwa kita semua sepakat untuk mengadakan Pemira ulang," katanya.
Direncanakan, ujar Agus Romadi, pemira ulang Capres/Cawapres BEM Unikarta Tenggarong ini akan dilakukan sekitar bulan September mendatang.
Diakuinya bahwa proses hingga mencapai kesepakatan Pemira ulang berjalan alot. Misalnya ada yang mengusulkan satu pasangan kandidat harus mengalah, namun kedua pasangan itu tidak mau menerima, maka pihak MPM mengambil keputusan yaitu mengadakan Pemira ulang.
Menyinggung tentang pelaksanaan Pemira BEM Unikarta, menurutnya sangat demokratis dan partisipasi mahasiswa selaku warga kampus juga sangat baik. "Hal ini terlihat dari jumlah suara yang tidak sah atau rusak yaitu hanya 4 suara dari total jumlah suara yang masuk ke kotak suara," tandasnya. (ian)
|