Peringati Hari Bumi, Komunitas Pecinta Alam Kukar Gelar Aksi Damai
Seorang anggota KPA Suarima SMAN 1 Tenggarong membentangkan poster yang menyerukan dihentikannya praktek penambangan liar di Kukar Photo: Linda
|
KutaiKartanegara.com - 22/04/2006 20:41 WITA
Hari Bumi yang jatuh tiap tanggal 22 April diperingati Komunitas Pecinta Alam Kutai Kartanegara (Kukar) dengan menggelar aksi damai di jalan-jalan utama kota Tenggarong tadi siang.
Aksi Komunitas Pecinta Alam Kukar ini melibatkan puluhan pelajar dan mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (Imapa) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), kelompok pecinta alam Suarima SMAN 1 Tenggarong dan KPAB (Kelompok Pecinta Alam Berus) Tenggarong.
Puluhan aktivis lingkungan ini selain melakukan orasi sambil membentangkan spanduk dan poster berisi pesan-pesan moral, juga membagi-bagikan selebaran kepada pengendara sepeda motor dan kendaraan roda empat yang melintas.
Aksi para aktivis Komunitas Pecinta Alam Kukar dengan membawa replika bumi yang terbuat dari kertas Photo: Linda
Aksi damai digelar para pecinta alam di Kukar sebagai bentuk keprihatinan atas semakin parahnya kerusakan lingkungan sehingga menyebabkan bencana alam yang menelan korban jiwa dan harta benda Photo: Linda|
| | |
Tak hanya itu, beberapa diantara mereka melakukan aksi teatrikal dengan membawa bola besar dari kertas sebagai replika bumi dan replika batang pohon.
Dalam orasinya di bundaran Jembatan Bongkok alias Jembatan Aji Imbut, mereka menyerukan kepada pengambil keputusan di Kukar serta warga masyarakat untuk melakukan pembenahan terhadap alam dengan memperhatikan lingkungan yang ada di sekitar.
Menurut Dinda Chornia Ilahi dari Suarima SMAN 1 Tenggarong, bencana alam seperti tanah longsor dan banjir bandang di tanah air belakangan ini serta banjir tahunan yang kerap melanda Kukar merupakan contoh dari hasil perbuatan manusia sendiri yang semena-mena terhadap alam.
"Praktek-praktek kotor seperti penebangan liar, penambangan ilegal, pembakaran hutan dan sebagainya oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab telah menyebabkan rusaknya tatanan ekosistem yang ada," ujarnya.
Senada dengan Dinda, Rio dari Imapa Unikarta menyerukan agar praktek-praktek penebangan liar, penambangan liar, serta pencemaran lingkungan yang terjadi di Kukar segera dihentikan. "Pemerintah daerah dan penegak hukum harus menindak tegas para pelaku pengrusakan lingkungan hidup," tandasnya. (win)
|