Reaktif, Hasil Rapid Test 21 Warga Kukar Klaster Ijtima Ulama Gowa Sebanyak 21 warga Kukar peserta Ijtima Ulama di Gowa tengah dikarantina di Asrama Atlet setelah hasil Rapid Test mereka menunjukkan hasil yang reaktif Grafis: Agri
KutaiKartanegara.com - 26/04/2020 17:10 WITA
Banyaknya warga Kutai Kartanegara (Kukar) yang mengikuti kegiatan Ijtima Ulama Dunia 2020 di Gowa beberapa waktu lalu menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kukar.
Setelah menerima bantuan alat dari Kementerian Kesehatan RI untuk melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) atau tes cepat, pihak DInkes Kukar langsung melakukan tes cepat terhadap kelompok beresiko tinggi menularkan serta kontak eratnya yang merupakan Pelaku Perjalanan dari acara ljtima Gowa.
"Baru sebagian kita lakukan tes cepat di beberapa kecamatan. Dari 263 orang yang sudah dilakukan tes cepat, terdapat sebanyak 21 orang dengan hasil reaktif," terang Kepala Dinkes Kukar dr Martina Yulianti yang juga Juru Bicara COVID-19 Kukar.
Dari 21 orang yang reaktif hasil tes cepatnya itu, lanjutnya, 19 orang merupakan Pelaku Perjalanan acara Ijtima di Gowa. "Sedangkan 2 orang lagi adalah anggota keluarga dari Pelaku Perjalanan tersebut," jelasnya.
Ditambahkan Kepala Dinkes Kukar, jumlah warga yang reaktif hasil tes cepatnya tersebut paling banyak berasal dari Kecamatan Muara Badak yang mencapai 9 orang.
Disusul Tenggarong sebanyak 5 orang, kemudian Sanga-Sanga sebanyak 2 orang, Loa Janan sebanyak 3 orang, dan Loa Kulu 2 orang.
"Kegiatan tes ini masih berlangsung terus di kecamatan-kecamatan yang ada di Kukar. Data memang berkembang dinamis di lapangan karena terdapat Pelaku Perjalanan yang baru sekarang melapor," ujar wanita yang akrab disapa dr Yuli ini.
Menurut dr Yuli, ke 21 warga tersebut telah dikarantina di Asrama Atlet Tenggarong Seberang dan telah diambil spesimen tenggorokan mereka untuk pemeriksaan PCR di Surabaya.
"Saudara-saudara kita ini tidak menunjukkan gejala yang mengarah kepada COVID-19, namun jika nanti hasil swab-nya positif, maka statusnya akan berubah menjadi Terkonfirmasi Positif," imbuhnya.
Adanya 2 orang kontak erat dari pelaku perjalanan Ijtima Gowa yang tertular kendati belum ada hasil PCR, lanjut dr Yuli, dapat diasumsikan telah terjadi transmisi lokal sebagai kesimpulan sementara sambil menunggu hasil PCR. "Namun dapat saja terjadi perubahan analisa keadaan jika hasil PCR sudah keluar," jelasnya lagi.
Dikatakan dr Yuli, terjadinya transmisi lokal itu terpaksa harus diasumsikan agar dapat segera dilakukan langkah antisipatif untuk melindungi tertularnya masyarakat dari COVID-19 yang lebih luas.
"Oleh karena itu, dihimbau kepada seluruh masyarakat luas agar tetap melindungi dirinya dari penularan COVID-19 dengan cara menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain. Kemudian selalu menggunakan masker jika bersama orang lain," katanya.
Selain itu, tambahnya, minimalkan memegang benda-benda yang tidak perlu dipegang. Kemudian selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, tidak keluar rumah kecuali untuk tujuan yang sangat penting, serta melakukan kegiatan bekerja, belajar dan beribadah di rumah saja. (win)
|