Ribuan Pelajar Tenggarong Demo Tolak Playboy Indonesia Meski telah melakukan long march sejauh 4 km, para pelajar Tenggarong tetap bersemangat melakukan aksi unjukrasa dengan membawa poster dan spanduk di DPRD Kukar Photo: Smansa/Linda
KutaiKartanegara.com - 10/02/2006 01:17 WITA
Ribuan pelajar se kota Tenggarong yang dimotori Kreativa Centre Kutai Kartanegara (Kukar) dan didukung paral guru sekolah masing-masing Kamis (09/02) pagi menggelar aksi damai dengan berjalan kaki atau long march yang dimulakan dari Masjid Agung Sultan Sulaiman menuju gedung DPRD Kukar.
Aksi damai para pelajar Tenggarong yang didukung pula oleh aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tenggarong dan pengurus Forum Lingkar Pena Kukar ini dimaksudkan untuk menyampaikan tuntutan mereka yakni menolak segala bentuk pornografi dan pornoaksi.
Dalam pernyataan sikapnya, pelajar Tenggarong juga menyatakan menolak rencana diterbitkannya majalah Playboy Indonesia, serta menolak kebijakan pengadaan ATM Kondom.
Selain itu, para pengunjukrasa juga mengutuk keras dipublikasikannya karikatur Nabi Muhammad SAW oleh salah satu harian terbesar di Denmark, Jylland Posten, yang menurut pendemo merupakan suatu bentuk pelecehan terhadap agama dan umat Islam.
Dalam aksi long march menuju gedung wakil rakyat tersebut, para pendemo yang sebagian besar merupakan pelajar SLTP hingga SLTA ini sambil membawa spanduk dan poster serta meneriakkan yel-yel, juga membagi-bagikan selebaran kepada warga Tenggarong.
Aksi moral para pelajar kota Tenggarong bersama guru serta beberapa aktivis mahasiswa yang berjalan kaki sejauh kurang lebih 4 km ini mendapat simpati dan perhatian warga Tenggarong yang berada di sepanjang jalan yang mereka lewati.
Tak hanya pelajar SLTA hingga guru, siswa SLTP pun turut berorasi dalam aksi demo di gedung DPRD Kukar Photo: Joe | | |
Aksi ribuan pelajar ini juga sempat memacetkan lalu-lintas di sepanjang Jl KH AKhmad Muksin hingga Jl Wolter Monginsidi, namun tidak berlangsung terlalu lama berkat kesigapan aparat Polres Kukar membantu mengamankan jalannya aksi para pelajar Tenggarong.
Setibanya di gedung DPRD Kukar, para pengunjukrasa secara bergantian melakukan orasi sambil sesekali meneriakkan yel-yel.
Dikatakan Koordinator Lapangan Kreativa Centre Kukar, Markin, aksi yang dilakukan kelompoknya bersama pelajar se kota Tenggarong ini bukan karena ikut-ikutan dari aksi yang sama yang terjadi di berbagai kota di Indonesia dan negara di berbagai dunia.
"Akan tetapi ini merupakan bentuk solidaritas sekaligus keprihatinan kaum muda Muslim terhadap eksistensi agamanya," ujarnya.
Menyinggung rencana beredarnya majalah Playboy Indonesia, menurutnya hal itu mungkin merupakan upaya legitimasi untuk memarginalisasikan kaum beragama khususnya muslim di Indonesia yang saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Kasubag Humas Protokol Sekretariat DPRD Kukar Nurhayati T dan Ketua Komisi IV DPRD H Ali Hamdi membubuhkan tanda tangan menolak diterbitkannya Playboy Indonesia Photo: Smansa/Irawan | | |
Sementara Fajar, siswa kelas III SMPN 1 Tenggarong dalam orasinya di DPRD Kukar mengatakan, majalah seperti Playboy bertentangan dengan etika dan budaya bangsa serta Pancasila. Dia berharap agar pemerintah konsisten menerapkan Pancasila dengan tidak membiarkan pornografi dan pornoaksi beredar bebas di tengah masyarakat.
Sementara Korlap HMI Tenggarong Hendy Yuzar mengatakan, proyek nasional ATM Kondom dinilainya terlalu mengada-ada. "Sepertinya pemerintah kita itu kurang kerjaan atau lagi kebingungan. Kalau tujuannya ingin mencegah penyebarluasan AIDS harusnya pemerintah mengalokasikan biaya pendidikan lebih besar. Sehingga generasi kita lebih pandai dan terhindar dari penyakit itu," kata Hendy.
Dalam tuntutannya, para pengunjukrasa mendesak pemerintah untuk menyelesaikan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi. Kemudian mendesak aparat di daerah untuk merazia secara rutin terhadap peredaran majalah, tabloid serta VCD porno yang kian marak di tenggarong.
Di gedung DPRD, para pendemo diterima oleh Ketua Komisi IV Bidang Kesejahteraan Rakyat, H Ali Hamdi SAg. Setelah mendengarkan satu per satu orasi dari perwakilan pengunjukrasa, Ali Hamdi menyatakan bahwa dirinya sebagai anggota dewan dan pribadi muslim menolak keras diterbitkannya Playboy versi Indonesia.
Ali Hamdi juga menyatakan akan berkoordinasi dengan aparat untuk turun ke lapangan guna menertibkan media-media yang berbau pornografi.
Sehubungan dengan aspiriasi pelajar tersebut, Ali Hamdi berjanji akan menindaklanjuti tuntutan mereka dengan mengajukan surat keberatan kepada pemerintah pusat.
Unjukrasa para pelajar di DPRD Kukar ini juga ditandai dengan aksi pembubuhan tanda tangan di atas spanduk sebagai bentuk penolakan terhadap rencana diterbitkannya majalah Playboy Indonesia pada bulan Maret 2006.
Usai menyampaikan aspirasinya kepada anggota dewan, para pengunjukrasa membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing dengan tertib. (joe)
|