Tahun 2017, Kukar Tuan Rumah Kongres Dunia CIOFF ke-47 Bupati Rita Widyasari didampingi Presiden CIOFF Indonesia Said Rachmat dan Kepala Disbudpar Sri Wahyuni saat menerima bendera CIOFF secara simbolis sebagai tanda terpilihnya Tenggarong sebagai tuan rumah Kongres Dunia CIOFF tahun depan Photo: Istimewa
Bupati Kukar Rita Widyasari saat mempresentasikan kesiapan Tenggarong sebagai tuan rumah Kongres Dunia CIOFF ke-47 Tahun 2017 Photo: Istimewa
|
KutaiKartanegara.com - 13/10/2016 23:47 WITA
Tahun 2017 mendatang, organisasi yang mewadahi penyelenggaraan festival dan kesenian rakyat dunia atau International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF) untuk pertama kalinya akan menggelar kongres dunia di Indonesia.
Tempat penyelenggaraannya bukan di Jakarta, bukan juga di Bali. Namun di sebuah kota kecil di pulau Kalimantan, tepatnya di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong.
Ya, nama Tenggarong sudah tak asing lagi bagi CIOFF. Pasalnya, sudah 3 tahun terakhir nama Tenggarong menjadi satu-satunya tempat di Indonesia yang secara konsisten menggelar festival kesenian rakyat atau folklore yang dikemas dalam Erau International Folk Art Festival (EIFAF).
Terpilihnya Tenggarong sebagai tuan rumah kongres dunia CIOFF ke-47 tahun 2017 ditetapkan lewat kongres dunia CIOFF ke-46 yang berlangsung di Fiuggi, Lazio, Italia, Selasa (11/10) lalu.
Kongres dunia CIOFF di Italia ini dihadiri langsung oleh Bupati Kukar Rita Widyasari didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar Sri Wahyuni serta Presiden CIOFF Indonesia Said Rachmat dan Sekjen CIOFF Indonesia Ayu Wiranti.
Di hadapan ratusan peserta kongres dari 67 negara anggota CIOFF, Bupati Kukar Rita Widyasari mengucapkan terima kasih atas ditetapkannya Tenggarong sebagai tuan rumah kongres dunia CIOFF ke-47 tahun depan.
"Hadirnya kongres dunia CIOFF di Tenggarong, sejalan dengan upaya Pemkab Kukar untuk mengangkat budaya Kalimantan pada pertemuan tingkat dunia, serta merupakan peluang yang baik untuk membangun interaksi internasional terhadap isu budaya level nasional maupun internasional," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rita juga menyampaikan bahwa Tenggarong merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang telah berusia 234 tahun. "Tenggarong pada abad ke-18 adalah pusat pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura," terangnya.
Ditambahkan Rita, Tenggarong bukanlah kota metropolitan, tetapi merupakan kota yang indah di Kalimantan dengan cuaca hangat. "Kami akan berusaha menjadi tuan rumah yang baik untuk kongres dunia CIOFF tahun 2017 mendatang," demikian ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Sri Wahyuni kepada media ini mengatakan bahwa penyelenggaraan kongres dunia CIOFF tahun depan akan digelar pada tanggal 20 sampai 29 Oktober 2017, yang berbarengan pula dengan pelaksanaan Festival Kota Raja 2017.
Menurut Sri, jika mengacu pada jumlah peserta yang menghadiri kongres dunia CIOFF di Italia, maka diperkirakan ada sekitar 120 orang yang berasal dari 67 negara anggota CIOFF bakal hadir di Tenggarong.
"Untuk pelaksanaan kongres dunia CIOFF akan digelar di gedung Puteri Karang Melenu. Sedangkan untuk akomodasi, para peserta kongres akan menginap di Hotel Grand Fatma dan Hotel Grand Elty Singgasana," pungkasnya. (win)
|