Dilarang Buka Ladang Dengan Membakar, Warga Lung Anai Mengeluh Sulit Bercocok Tanam
Sesepuh masyarakat Dayak Kenyah di desa Lung Anai menyampaikan keluhan mereka kepada para wartawan di Tenggarong Photo: Agri
Kepala Adat Desa Lung Anai, Ismail Lahang Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 20/05/2016 23:24 WITA
Masyarakat Dayak Kenyah Lepoq Jalan di desa budaya Lung Anai, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yang sebagian besar mata pencaharian mereka sebagai petani ladang kini dilanda keresahan.
Pasalnya, lahan pertanian ladang yang mereka garap sejak puluhan tahun lalu ternyata sudah masuk konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) perusahaan kayu PT ITCI Hutani Manunggal.
Polemik semakin mencuat ketika dua orang warga Lung Anai dipolisikan pihak perusahaan karena dianggap telah membakar lahan perusahaan. Keduanya telah divonis bersalah dan harus mendekam di penjara selama 8 bulan.
"Padahal warga kami membakar lahan itu untuk berladang. Sekarang warga kami tak berani membuka lahan dengan cara membakar karena terancam akan dipenjarakan," kata Kepala Adat Desa Lung Anai, Ismail Lahang, kepada para wartawan di Tenggarong, Kamis (19/05) kemarin.
Menurut Ismail, jika warga Lung Anai tak diperbolehkan lagi membuka lahan dengan cara membakar, sementara tidak ada alternatif lain yang diberikan, maka hal ini akan sangat rawan menimbulkan potensi konflik di kemudian hari.
"Karena ini masalah perut orang banyak. Bagaimana kami bisa bekerja di ladang jika ruang gerak kami dibatasi. Mungkin Pemerintah tidak tahu kalau berladang ini juga bagian dari adat budaya kami. Budaya kami bukan hanya tari-tarian, namun juga bercocok tanam," terangnya.
Sementara Kepala Desa Lung Anai, Uluk, berharap agar Pemkab Kukar maupun pihak terkait lainnya dapat memberikan perhatian khusus serta memberi kebijakan khusus terhadap permasalahan ini.
"Jika memang kami dilarang membakar saat membuka lahan, tolong beri solusi dan jalan keluarnya. Untuk apa Lung Anai menjadi desa budaya, jika budaya bercocok tanam kami tidak didukung pemerintah," tegasnya. (win)
|