Hari Jadi Kota Tenggarong ke-232 Diperingati Dengan Ziarah dan Haul Jamak Sultan Kutai HAM Salehoeddin II bersama Sekkab Edi Damansyah meletakkan karangan Bunga Lompo diatas pusara pendiri Tenggarong, Aji Imbut Photo: Humas Kukar/Hayru Abdi
Ziarah di makam pendiri kota Tenggarong, Aji Imbut, menandai upacara peringatan HUT Tenggarong ke-232 Photo: Humas Kukar/Hayru Abdi
|
KutaiKartanegara.com - 28/09/2014 19:55 WITA
Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong, hari ini genap berusia 232 tahun. Peringatan hari jadi kota Tenggarong ke-232 ini ditandai dengan acara ziarah ke makam Aji Imbut atau Sultan AM Muslihuddin, yang merupakan pendiri 'Kota Raja' Tenggarong.
Ziarah tersebut dilakukan oleh Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II bersama Sekkab Kukar Edi Damansyah, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kukar.
Selain berziarah ke makam Sultan Kutai ke-15 itu, Sultan HAM Salehoeddin II bersama Sekkab Edi Damansyah dan pejabat FKPD Kukar juga melakukan ziarah ke makam sultan lainnya yang berada di kompleks makam kerabat Kesultanan Kutai itu.
Bupati Rita Widyasari dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekkab Kukar mengatakan, 232 tahun silam Aji Imbut telah memindahkan ibukota Kesultanan Kutai dari Pemarangan ke Tepian Pandan yang kemudian berganti nama menjadi Tangga Arung atau rumah para raja.
"Hal tersebut menggoreskan tinta emas perjalanan Kota Raja. Tangga Arung tumbuh dan berkembang seiring perjalanan sejarah sehingga penduduknya hidup dan berkarya di kota yang kini telah bernama Tenggarong," ujarnya.
Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II bersama para pejabat dan undangan lainnya memanjatkan doa dalam Haul Jamak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura Photo: Agri | | |
Ditambahkannya, kegiatan ziarah ini dimaksudkan untuk menghargai dan mendoakan para pemimpin terdahulu yang telah mengawali pembangunan di Kukar. Ziarah juga mengingatkan terhadap kebesaran dan kejayaan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura di masa lalu.
"Kebesaran Kesultanan Kutai itu hendaknya tetap dipertahankan pada masa kini dan yang akan datang, yaitu dalam bentuk pembangunan yang tentunya melibatkan masyarakat," ujarnya.
Dalam sejarahnya, lanjut Bupati Kukar, Tenggarong sangat terbuka terhadap pendatang dari daerah lain, hingga akhirnya beragam etnis hidup berdampingan di Tenggarong. "Kebersamaan ini patut dijaga dan dibanggakan, mari kita terus pelihara kondisifitas sebagai dasar pembangunan," himbaunya.
Sementara Sultan Kutai HAM Salehoeddin II dalam sambutannya yang dibacakan Menteri Sekretaris Keraton HAPM Gondo Prawiro memberikan apresiasi kepada Pemkab Kukar yang telah memperhatikan seni budaya lokal, khususnya pesta adat Erau hingga menjadi terkenal ke mancanegara.
Usai melaksanakan ziarah, acara dilakukan dengan pembacaan doa Haul Jamak bagi para Sultan Kutai yang dilaksanakan di Balai Agung Panca Persada, Kedaton Kutai Kartanegara. (win/her)
|