Lahir Dengan Usus Terburai, Bayi Riski Butuh Bantuan
Sumantri menunjukkan foto cucunya yang lahir dengan kondisi usus terburai Photo: Bayu
|
KutaiKartanegara.com - 20/05/2014 23:49 WITA
Seorang bayi yang diberi nama Muhammad Riski Anugrah lahir dalam kondisi memprihatinkan, Selasa (13/05) pekan lalu, di Samarinda. Betapa tidak, bayi ini lahir dengan kondisi usus terburai.
Bayi malang tersebut merupakan anak kedua dari pasangan Kusmianto (23) dan Anna Meilisa (22), warga L2 Blok D RT 15, Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Bayi Riski kini masih menjalani perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda.
Menurut Sumantri (49) yang juga kakek dari bayi malang itu, untuk penyembuhan cucunya tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar. Bahkan, dokter di rumah sakit menganjurkan agar Riski dioperasi sebanyak dua kali.
"Saat ini operasinya baru satu kali. Dan kondisi cucu saya sehat saja kata dokter. Saat ini usus cucu saya sudah masuk dalam perut. Tapi untuk menutupi ususnya itu belum menggunakan kulit perut, melainkan plastik khusus saja. Sehingga harus menjalani operasi sekali lagi," terang Sumantri.
Menurut Sumantri, seluruh biaya perawatan Riski ditanggung dirinya. Pasalnya, ayah Riski yakni Kusmianto ternyata sudah kabur ke pulau Jawa saat kandungan Anna telah berjalan 7 bulan.
Agar cucunya tersebut bisa hidup dengan normal, Sumantri terpaksa berhutang kepada keluarganya sendiri. Karena tabungan hasil kerjanya sebagai staf di kantor Desa Manunggal Jaya telah habis untuk membiayai cucunya di rumah sakit.
"Tabungan saya sudah habis. Untung ada teman dan kantor mau sedikit membantu saya. Tapi masih kurang, karena biaya yang dibutuhkan hingga ratusan juta. Saya bingung mau cari dana dimana untuk membiayai cucu saya. Saya sayang cucu saya," imbuhnya.
Hingga saat ini, lanjut Sumantri, biaya yang dikeluarkannya telah mencapai Rp 20 juta lebih. Agar pembiayaan Riski tidak banyak, pihak RS Dirgahayu menganjurkan agar Riski dirujuk ke RSUD AW Sjahranie dengan menggunakan Jamkesda. "Tapi ruang ICU disana masih penuh. Tidak ada yang kosong. Jadi sampai sekarang cucu saya belum bisa dirujuk kesana," jelasnya.
Sumantri pun berharap berharap kepada Pemkab Kukar agar bisa membantu keluarganya. "Saya sudah tidak tahu mau mengadu kepada siapa lagi. Saya hanya berharap belas kasihan dari Pemerintah Daerah," demikian kata Sumantri. (win)
|