Upacara Adat Menjamu Benua Digelar Jelang Erau 2013
Suasana upacara adat Menjamu Benua yang digelar jelang pembukaan Erau Photo: Agri
Upacara adat Menjamu Benua dipimpin oleh seorang Belian yang membacakan mantra-mantra Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 27/06/2013 09:17 WITA
Selain melaksanakan ritual Beluluh, pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura pada Rabu (26/06) kemarin juga menggelar upacara adat Menjamu Benua.
Menjamu Benua sendiri merupakan salah satu ritual pendahuluan jelang dilaksanakannya pesta adat Erau yang akan resmi dimulai pada Minggu (30/06) mendatang.
Ritual yang dimaksudkan sebagai pemberitahuan kepada makhluk gaib tentang akan dilaksanakannya pesta adat Erau ini dilaksanakan di 3 lokasi berbeda di kota Tenggarong.
Ke 3 lokasi tersebut adalah Kelurahan Mangkurawang yang disebut sebagai Kepala Benua, kemudian di depan Museum Mulawarman atau Tengah Benua dan terakhir di Kelurahan Timbau, tak jauh dari lokasi reruntuhan Jembatan Kartanegara, sebagai Buntut Benua.
 Para pawang perempuan yang disebut Dewa ikut terlibat dalam ritual Menjamu Benua Photo: Agri | | |
Sebelum ritual Menjamu Benua dilaksanakan, para pelaksana upacara adat yang terdiri dari 9 Dewa, 7 orang Belian, dan 3 Pangkon Bini serta pemandu musik Belian terlebih dahulu menemui Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II di rumah kediamannya untuk meminta restu.
Dalam ritual Menjamu Benua ini, pimpinan Belian membacakan mantera-mantera sambil sesekali menghamburkan beras kuning ke arah balai bambu yang berisi aneka macam jajanan tradisional.
Beberapa makanan yang disajikan diantaranya adalah kue cucur, pulut (ketan), klepon, bubur merah, telur rebus, ayam panggang dan sebagainya.
Gelaran upacara adat Menjamu Benua kemarin mendapat perhatian dari warga Tenggarong yang melintasi kawasan sekitar lokasi ritual. Setelah ritual berakhir, warga yang menyaksikan dipersilakan untuk mencicipi aneka jajanan yang tersaji. (win)
|