Kolaborasi Wayang Golek,Wayang Kulit dan Komedi Betawi Hibur Warga Tenggarong Petruk saat akan dihipnotis oleh Rommy Rafael versi wayang golek Photo: Agri
Dua komedian Betawi, Edi Badeng dan Nomir, saat beraksi bersama Cepot Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 24/10/2012 10:48 WITA
Kolaborasi antara kesenian Wayang Golek, Wayang Kulit dan Komedi Betawi ternyata mampu memberikan suguhan hiburan yang menarik. Hal ini tergambar dari pementasan wayang nusantara di Pasar Seni Tepian Pandan, Tenggarong, Selasa (23/10) malam.
Suguhan kesenian wayang dengan lakon Jaga Perbangsa ini dimainkan oleh dua orang dalang yakni Ki Dalang Wawan Ajen dan Ki Dalang Sumardi.
Hadirnya dua komedian Betawi dari Sanggar Putra Budaya Bekasi yakni Edi Badeng yang berperan sebagai Semar dan Nomir sebagai Gareng juga turut menyegarkan suasana.
Penampilan keduanya mampu membuat penonton terbahak-bahak saat harus meladeni celotehan jenaka dari Cepot maupun Petruk. Apalagi si Cepot kerap menggunakan bahasa Kutai yang membuat bingung keduanya.
"Sida ni behali-halian," celoteh Cepot yang dalam bahasa Indonesia berarti mereka sedang berbodoh-bodohan.
"Iya, kami sudah berhari-hari di sini," timpal si Gareng Betawi yang langsung disambut gelak tawa para penonton.
Pagelaran wayang nusantara tadi malam mengisahkan tentang gugurnya Gatotkaca dalam perang Baratayudha akibat terkena panah Kuntawijayadanu.
Dialog kocak antara Cepot dan Petruk ikut mengocok perut penonton dalam pementasan wayang nusantara di Tenggarong Photo: Agri
Serunya perang Baratayudha tersebut secara bergantian dimainkan dalam versi wayang golek oleh Ki Dalang Wawan Ajen serta versi wayang kulit oleh Ki Dalang Sumardi.
Kegiatan pagelaran wayang nusantara yang dibuka Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata (Disbudpar) Sri Wahyuni tadi malam dihadiri pula oleh Kepala Museum Wayang Jakarta H Dahlan, Kepala Yayasan Bhakti Total bagi Indonesia Lestari (YBTIL) Eddy Mulyadi, tokoh paguyuban masyarakat masyarakat Sunda dan Jawa, serta ratusan warga Tenggarong.
Kepala Museum Wayang Jakarta, H Dahlan, menyerahkan kenang-kenangan berupa wayang kepada Kepala Disbudpar Kukar Sri Wahyuni Photo: Agri | | |
Menurut Kepala Museum Wayang Jakarta, H Dahlan, hadirnya suguhan kolaborasi wayang golek dan wayang kulit ini dimaksudkan untuk mengenalkan wayang kepada masyarakat.
"Karena di Indonesia banyak tumbuh dan berkembang kesenian wayang. Bukan hanya di pulau Jawa dan Bali, di Banjarmasin dan Palembang juga ada wayang," imbuhnya.
Dahlan juga berharap agar kesenian wayang dapat tumbuh dan berkembang di Kukar. "Mudah-mudahan nanti ada wayang dari Kukar yang bisa mengangkat cerita-cerita lokal," harapnya.
Sementara dikatakan Kepala Disbudpar Kukar Sri Wahyuni, Pemkab Kukar memberikan apresiasi tinggi kepada tim Museum Wayang Jakarta yang melakukan workshop, pameran serta pementasan wayang nusantara di Tenggarong.
Senada dengan Dahlan, Sri pun berharap agar kesenian wayang dapat muncul di Kukar. "Saya berharap agar tim Museum Wayang Jakarta dapat menjadi pionir untuk merancang wayang 3 dimensi bagi Kukar," demikian katanya.
Pagelaran wayang nusantara tadi malam juga dimeriahkan dengan suguhan tarian dari Gubang Dance Community yang pada malam sebelumnya tampil sebagai juara Festival Jepen se-Kaltim. (win)
|