Syaukani Ikut Salat Ied di Masjid Agung Dengan menggunakan kursi roda, mantan Bupati Kukar H Syaukani HR Photo: Agri
Mantan Bupati Kukar H Syaukani HR melaksanakan salat Ied di Masjid Agung Sultan Sulaiman, Minggu (06/11) kemarin Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 07/11/2011 11:56 WITA
Mantan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) H Syaukani HR kembali terlihat di depan publik pada saat pelaksanaan salat Ied di Masjid Agung Sultan Sulaiman, Tenggarong, Minggu (06/11) pagi kemarin.
Kehadiran ayahnda Bupati Kukar Rita Widyasari di Masjid Agung ini merupakan yang kedua kalinya setelah pada tahun 2010 lalu, tepatnya pada saat perayaan Idul Fitri 1431 H, Syaukani juga ikut menunaikan salat Ied.
Tak beda dengan keadaan tahun lalu, kondisi Syaukani masih tak berdaya dan harus dibawa dengan kursi roda. Beberapa perawat dan petugas Satpol PP Kukar membantu mendorong kursi roda dari Pendopo Odah Etam menuju Masjid Agung. Istri dan anak cucu Syaukani juga terlihat mengiringi, termasuk Bupati Rita Widyasari.
Meski bus Pemkab Kukar telah disiapkan di Pendopo Odah Etam, Bupati Rita Widyasari dan pejabat Muspikab Kukar lainnya lebih memilih berjalan kaki bersama-sama Syaukani menuju masjid yang berada sekitar 300 meter dari rumah jabatan Bupati Kukar itu.
Sepanjang perjalanan menuju masjid terbesar di kota Tenggarong itu, Syaukani dengan lirih melantunkan takbir. Meski suaranya tak selantang dulu, Syaukani tetap berusaha mengikuti lantunan takbir yang berkumandang dari pengeras suara Masjid Agung.
Dikatakan Rita, dirinya sengaja mengajak ayahnya ikut melaksanakan salat Ied di Masjid Agung guna memulihkan daya ingatnya. "Saya ingin bapak tahu bahwa beliau ada di Tenggarong. Mungkin bapak mengira dirinya bukan di Kukar. Jadi saya bawa ke masjid untuk membantu memulihkan memorinya," jelas Rita Widyasari usai pelaksanaan Salat Ied.
Sekedar informasi, kondisi kesehatan Syaukani mengalami penurunan setelah menjalani operasi pada saat dirinya masih berstatus sebagai terpidana kasus korupsi pembebasan lahan bandara Loa Kulu.
Di samping kondisi fisiknya yang tak berdaya serta penurunan daya ingat, penglihatan Syaukani juga terganggu sehingga tak dapat melihat lagi dengan jelas.
Pada tahun 2010, Syaukani akhirnya mendapat grasi alias pengampunan dari Presiden RI dengan alasan kemanusiaan lantaran harus membutuhkan perawatan intensif. (win)
|