Cegah Pertikaian Antar Etnis Elemen Masyarakat Kukar Buat Kesepakatan Bersama
Kapolres AKBP Fadjar Abdillah turut menandatangani kesepakatan bersama elemen masyarakat Kukar Photo: Agri
Yonathan Palinggi mewakili paguyuban/tokoh masyarakat membacakan butir kesepakatan bersama Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 14/10/2010 22:06 WITA
Mengantisipasi terjadinya pertikaian antar etnis yang mengancam jalannya roda pembangunan, sejumlah elemen masyarakat se-Kutai Kartanegara (Kukar) hari ini membuat sebuah kesepakatan bersama.
Kesepakatan bersama tersebut ditandatangani dalam acara Silaturahmi Elemen Masyarakat Kukar dengan jajaran Muspikab Kukar di Pendopo Odah Etam, Tenggarong.
Beberapa elemen yang ikut dalam penandatanganan kesepakatan tersebut di antaranya adalah Forum Kerukunan Umat Beragama, Sempekat Keroan Kutai, Persekutuan Dayak Kalimantan Timur, Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan dan Sukaduka Semeton Bali.
Kemudian Ikatan Keluarga Toraja, Himpunan Masyarakat Kutai Bersatu, Kerukunan Dayak Kenyah Lepoq Jalan, Kerukunan Bubuhan Banjar, Kerukunan Keluarga Sasak Lombok, Gerakan Pemuda Asli Kalimantan dan Ikatan Keluarga Jawa.
Bupati Kukar Rita Widyasari bersama Kapolres Kukar Fadjar Abdillah, Dandim 0906/TGR Joseph Giri, perwakilan Kejari Tenggarong dan PN Tenggarong ikut menandatangani kesepakatan tersebut sebagai saksi.
 Bupati Kukar Rita Widyasari ikut menandatangani kesepakatan bersama elemen masyarakat Kukar Photo: Agri | | |
Sedikitnya ada empat butir isi kesepakatan bersama yang ditandatangani tersebut. Pertama, terhadap permasalahan yang terjadi di Tarakan, elemen masyarakat Kukar menilai hal tersebut merupakan masalah individu yang tidak terkait dengan permasalahan kelompok etnis tertentu.
Kedua, menyerahkan dan menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di Kukar kepada ketentuan hukum positif yang berlaku dan bersama tokoh adat, tokoh agama serta tokoh masyarakat dalam hal penegakan hukum.
Ketiga, bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah kukar dan tidak terpengaruh atau terpancing dengan permasalahan dan isu-isu daerah lain.
Keempat, bersama-sama memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat di lingkungan masing-masing-masing untuk dapat menahan diri dan tidak terpancing isu-isu yang berkembang di wilayah lain.
Dikatakan Bupati Rita Widyasari, pihaknya tak ingin di Kukar terjadi pertikaian antar kelompok seperti Tarakan, Sampit atau daerah lain.
"Apa yang tak bisa kita pesan, seperti suku, jangan pernah diperdebatkan. Karena itu merupakan takdir dari Yang Maha Kuasa," paparnya.
Dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama tersebut, Rita berharap agar situasi di Kukar semakin tenteram, damai dan sejahtera. "Kami sangat memerlukan bantuan seluruh elemen masyarakat. Kita tak bisa membangun tanpa kebersamaan. Mari kita ciptakan Kukar sebagai daerah yang aman di Indonesia," pesannya. (win)
|