Simulasi Penanganan Kegawatan dan Bencana Kebakaran Renggut Satu Korban Jiwa
Kepanikan dalam proses penanganan bencana dan evakuasi korban disimulasikan di Tenggarong tadi siang Photo: Agri
Petugas mengevakuasi salah satu korban kebakaran Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 28/04/2010 23:29 WITA
Satu korban ditemukan tewas dalam peristiwa kebakaran yang menghanguskan sebuah rumah di Tenggarong. Sementara 3 korban lagi masing-masing menderita luka bakar, patah tulang dan sesak nafas.
Kepanikan sempat terjadi saat mobil PMK tiba di lokasi kebakaran. Banyaknya warga yang berkerumun di sekitar lokasi kejadian membuat gerak mobil pemadam sedikit terhambat.
Namun berkat kesigapan aparat dan sejumlah warga yang telah terlatih, upaya pemadaman kebakaran dan evakuasi korban yang sangat membutuhkan pertolongan cepat dapat segera dilakukan.
Kejadian ini tergambar dalam simulasi penanganan kegawatan dan bencana berbasis masyarakat yang digelar di lapangan parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Rabu (28/04) siang.
 Petugas PMK bekerja keras utk memadamkan api Photo: Agri
 Sekkab Haryanto Bachroel menyerahkan sertifikat kepada perwakilan peserta Photo: Agri|
| | |
Kegiatan simulasi ini sekaligus menjadi penutup acara Pelatihan Penanganan Kegawatan dan Bencana Berbasis Masyarakat yang digarap Total E&P Indonesie dan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas) Kutai Kartanegara (Kukar). Pelatihan ini sendiri diikuti 92 orang peserta.
Simulasi penanggulangan kebakaran dan evakuasi korban ini disaksikan pula oleh Sekkab Kukar HAPM Haryanto Bachroel, manajemen Total E&P Indonesie, serta sejumlah kepala dinas/instansi di lingkungan Pemkab Kukar.
"Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dari Total E&P Indonesie dalam rangka membangun kemampuan masyarakat untuk menghadapi bencana," ujar Vice President Corporate Communications, Government Relations & CSR Total E&P Indonesie, Judith Navarro Dipodiputro.
Menurut Judith, kehadiran Total E&P Indonesie di Kukar tidak hanya untuk melakukan kegiatan penambangan migas, namun juga harus memberikan manfaat bagi warga di sekitar wilayah operasi, memberi manfaat ekonomi dan sosial, serta untuk mengantisipasi kebutuhan ke depan.
Oleh karena itu, lanjut Judith, Total berkewajiban untuk memberikan pelatihan ini agar masyarakat di sekitar wilayah operasi bisa cepat tanggap mengatasi kegawatan dan bencana.
Acara penutupan pelatihan ini ditandai pula dengan penyerahan sertifikat kepada 6 orang perwakilan peserta, masing-masing dari Kecamatan Sanga-Sanga, Anggana, Muara Badak, Samboja, Muara Jawa dan Tenggarong. (win)
|