Dari Prosesi Naga Bekenyawa Warga Samarinda Seberang Antusias Sambut Naga Erau
Prosesi Naga Bekenyawa mendapat sambutan antusias dari masyarakat Samarinda Seberang Photo: Agri
Tarian Selamat Datang menyambut kedatangan Putra Mahkota Kesultanan Kutai di Samarinda Seberang Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 03/08/2009 21:15 WITA
Di masa lalu, Samarinda Seberang merupakan salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang dihuni perantau asal Bugis Wajo, Sulawesi Selatan.
Hubungan yang kuat antara pihak Kesultanan Kutai dengan masyarakat Bugis di Samarinda Seberang tersebut terus berlanjut hingga masa kini.
Hal tersebut dibuktikan dengan dilaksanakannya prosesi Naga Bekenyawa atau Naga Beristirahat di Kelurahan Baqa, Samarinda Seberang, Minggu (02/08) kemarin.
Prosesi Naga Bekenyawa merupakan tradisi yang dilakukan sebelum ritual Mengulur Naga dilaksanakan di Kutai Lama.
Dalam prosesi Naga Bekenyawa ini, Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat selaku pimpinan rombongan upacara Mengulur Naga disambut penuh suka cita oleh warga Samarinda Seberang.
 Kapal yang membawa Naga Erau saat memasuki perairan Samarinda Photo: Agri | | |
Ratusan warga setempat juga begitu antusias dan bersorak gembira saat kapal yang membawa dua replika Naga Erau merapat di Dermaga Tepian Sultan AM Parikesit.
Turut hadir dalam acara adat tersebut di antaranya adalah Camat Sumaryadi S dan Muspika Samarinda Seberang, serta tokoh masyarakat setempat.
Dalam prosesi Naga Bekenyawa yang berlangsung cukup meriah ini, Putra Mahkota Kesultanan Kutai disambut dengan tarian selamat datang masyarakat Bugis.
Selain itu, Putra Mahkota juga menjalani ritual tepong tawar yang dimaksudkan sebagai tolak bala agar perjalanan rombongan Mengulur Naga menuju Kutai Lama dapat berjalan lancar dan dihindarkan dari mara bahaya.
Ritual tepong tawar dilanjut dengan pengalungan bunga ini dilakukan Pemangku Matoa Ade' Lompo Samarinda Moeh Djafar AS didampingi Panglima Soraja Daeng Mannaga dan Kapitan Surolompo/Cakkuridi.
Sebelum Putra Mahkota dan rombongan pembawa Naga Erau meninggalkan dermaga, Panglima Soraja Daeng Mannaga melakukan ritual tolak bala dengan melabuh Pinang Rakka, telur ayam dan Rekko Ota ke sungai Mahakam. (win)
|