Sultan Kutai Jalani Ritual Bepelas Malam Pertama Sultan Kutai HAM Salehoeddin II saat menjalani ritual Bepelas malam pertama di Keraton Kutai Kartanegara, Tenggarong, kemarin malam Photo: Agri
Para penari putri membawakan Tari Kanjar Bini di penghujung upacara adat Bepelas Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 27/07/2009 20:28 WITA
Salah satu mata acara pokok dalam penyelenggaraan Erau adalah upacara adat Bepelas yang dilakukan setiap malam di Keraton Kutai Kartanegara atau Museum Mulawarman, Tenggarong.
Upacara adat Bepelas berlangsung setiap malam selama berlangsungnya Erau, kecuali pada malam Jum'at yang diisi dengan acara pembacaan doa dan Barjanji.
Seperti yang dilaksanakan Minggu (26/07) malam, upacara adat Bepelas malam pertama dilaksanakan di ruangan setinggil Keraton Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Menurut Koordinator Sakral Keraton Kutai, Awang Imaluddin, upacara adat ini dimaksudkan untuk untuk memuja sukma dan raga Sultan dari ujung kaki hingga ujung rambut agar Sultan mendapatkan kekuatan dalam melaksanakan tugas maupun adat.
Dalam ritual Bepelas ini, banyak tarian yang ditampilkan baik tarian yang bersifat sakral maupun tarian kegembiraan. Tarian tersebut diantaranya adalah tari Dewa, tari Dewa Memanah, tari Ganjur, tari Kanjar Bini dan tari Kanjar Laki.
Tarian sakral dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga dan melindungi jalannya acara Bepelas dari perbuatan roh-roh yang jahat yang akan mengganggu.
Setelah tari-tarian disuguhkan, Sultan Kutai HAM Salehoeddin II pun dijemput untuk memulai pelaksanaan ritual Bepelas.
Seorang pimpinan Belian terlebih dahulu membaca mantera-mantera diiringi gamelan yang terus mengalun membawakan tembang Ireng-Ireng.
Sultan Kutai meletakkan kaki kirinya di atas gong Raden Galuh untuk dipelas Photo: Agri | | |
Ketika gong besar dibunyikan, Sultan kemudian meniti Tapak Leman yang didahului dengan menginjak sebuah batu pijakan. Tangan kanan Sultan memegang rentangan tali Juwita, sementara tangan kiri memegang rentangan Kain Cinde.
Sultan pun berjalan menuju Ayu yang telah berdiri. Tepat didepan gong Raden Galuh, Sultan pun berhenti untuk dipelas oleh seorang pawang yang disebut Belian.
Bersamaan dengan bersentuhnya kaki kanan Sultan pada gong tersebut, terdengar suara ledakan yang begitu keras dari arah dermaga yang berada di depan Keraton.
Setelah Belian membacakan mantera-mantera, Sultan berbalik ke belakang dengan tangan kanan memegang Kain Cinde dan tangan kiri memegang Tali Juwita.
Karena Bepelas yang dilaksanakan merupakan malam yang pertama, bunyi ledakan pun hanya terdengar satu kali. Yang menarik pada Bepelas kali ini, setiap bunyi ledakan akan diiringi pula dengan penyalaan kembang api yang juga diluncurkan dari depan dermaga.
Setelah prosesi Bepelas, Sultan pun kembali memasuki ruang dalam istana. Sementara tari-tarian pun kembali dilakukan para anggota kerabat Kesultanan Kutai.
Tampak hadir pada ritual Bepelas malam pertama ini di antaranya adalah Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak, Pj Bupati Kukar H Sjachruddin, para pejabat Muspikab Kukar serta undangan lainnya, termasuk paranormal Ki Joko Bodo yang hadir khusus untuk menyaksikan ritual Bepelas bagi Sultan Kutai. (win)
|