Kumpulan Gulma Penuhi Mahakam Perahu motor mesti berhati-hati saat menyusuri sungai Mahakam yang kini dipenuhi kumpulan gulma Photo: Agri
Sebagian gulma mulai tertahan di sepanjang turap tepian sungai Mahakam, Tenggarong Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 05/01/2008 22:04 WITA
Beberapa hari terakhir, perairan sungai Mahakam di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) mulai dipenuhi sekumpulan gulma atau rerumputan yang hanyut dari hulu sungai menuju muara.
Kondisi ini memaksa para motoris perahu atau nahkoda kapal harus berhati-hati saat menyusuri sungai Mahakam. Warga yang bermukim di bantaran sungai Mahakam juga patut waspada. Pasalnya, jika gulma tertahan dalam jumlah yang besar, tak menutup kemungkinan dapat membawa kerugian bagi mereka.
Dari pantauan KutaiKartanegara.com di kota Tenggarong tadi siang, kumpulan gulma terus bergerak hanyut menuju muara sungai. Sementara sebagian tampak mulai tertahan di beberapa titik turap sungai Mahakam dan dermaga penyeberangan Pulau Kumala.
Salah satu jembatan di Desa Jantur Selatan sempat rusak akibat dihantam tumpukan gulma pada Nopember tahun lalu Photo: Humas Kukar/Teguh Yulianto | | |
Kumpulan gulma seperti ini sebelumnya pernah tertahan di Kecamatan Muara Muntai pada Nopember 2007 lalu. Akibatnya, transportasi sungai di sekitar Desa Jantur, Desa Jantur Baru dan Jantur Selatan menjadi terhambat.
Tak hanya itu, persoalan gulma ini bahkan dianggap musibah di kecamatan tersebut lantaran besarnya kerugian yang diderita warga. Betapa tidak, kumpulan gulma itu telah merusak sejumlah jembatan kayu, puluhan rumah terapung maupun keramba milik warga.
Menurut Kepala Badan Kesbang Linmas Kukar H Darmansyah selaku Sekretaris Satkorlak Penanggulangan Bencana Kukar, kumpulan gulma tersebut diduga berasal dari beberapa danau besar di hulu Mahakam.
Gulma yang cukup padat ini bahkan bisa dinaiki anak-anak Photo: Agri | | |
Serbuan gulma semacam ini, lanjutnya, merupakan peristiwa rutin yang terjadi setiap tahun terutama pada saat musim banjir. "Hanya saja, kumpulan gulma ini sempat membawa musibah bagi warga di 3 desa di Muara Muntai," imbuhnya.
Diakuinya, gangguan gulma memang sering terjadi di Desa Jantur lantaran di kawasan desa itu terdapat persimpangan dan belokan sungai yang relatif sempit. Sedangkan sungai yang menuju ke muara cukup lebar dan luas sehingga arus air dapat menghanyutkan gulma-gulma tersebut.
Ditambahkannya, musim hujan yang terjadi saat ini diharapkan dapat memperlancar hanyutnya gulma ke laut. Karena semakin deras arus sungai Mahakam, maka semakin cepat pula gulma-gulma tersebut hanyut hingga ke laut. "Karena gulma ini akan berangsur-angsur hancur dengan sendirinya jika terkena air asin," kata Darmansyah. (win)
|