Sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender Kasus KDRT Akibat Buntunya Komunikasi
Kepala Diskencana HM Idrus Sy bersama Kepala BKKBN Kaltim Edy Purwanto dan Ketua Hiperpro Kaltim Sy Norlaila AS saat menyampaikan materinya Photo: Diskencana Kukar/Hasis Husain
|
KutaiKartanegara.com - 14/07/2007 17:55 WITA
Sejak awal Januari 2007 hingga saat ini, di Kalimantan Timur (Kaltim) telah terjadi 933 kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Kasus KDRT yang paling dominan adalah kekerasan fisik dari suami terhadap isteri.
Hal itu diungkap Ketua Himpunan Perempuan Produktif (Hiperpro) Kaltim Sy Norlaila AS pada Sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan UU No 23/2004 tentang Penghapusan KDRT yang berlangsung di Balai Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Rabu (11/07) lalu.
Selain dalam bentuk kekerasan fisik, lanjutnya, kasus KDRT lainnya adalah dalam bentuk ekonomi dan psikis seperti suami yang senang berjudi mengakibatkan uang habis untuk berjudi, merokok, merampas harta warisan istri, tidak memberi uang belanja, mencela, memaki dan mengisolasi istri dari pergaulan masyarakat.
"Agar anggota keluarga paham mengenai kasus KDRT dan cara-cara mengatasinya, kami terus menggelar sosialisasi dan memberikan konseling," jelas Norlaila.
Sementara Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan Keluaga Berencana (Diskencana) Kukar HM Idrus Sy mengatakan, kasus KDRT yang saat ini marak terjadi di berbagai tempat termasuk Kukar, merupakan akibat buntunya komunikasi antara anggota keluarga.
Ditambahkannya, tak jarang ada istri yang memendam begitu lama perasaan tidak senangnya terhadap sikap suami. "Tapi perasaan itu tak diungkapkan. Akibatnya, keharmonisan rumah tangga pun sulit terwujud. Tak jarang konflik muncul dan suami menjadi ringan tangan dan melakukan kekerasan, baik terhadap istri maupun anak-anaknya," kata Idrus.
Ratusan warga Kecamatan Tenggarong Seberang tampak antusias menyimak pemaparan dari para pemateri sosialisasi Photo: Diskencana Kukar/Hasis Husain | | |
Menurut Idrus, kehidupan rumah tangga akan terasa gersang bila komunikasi buntu di antara anggota keluarga. "Oleh karena itu setiap keluarga harus membina dan menciptakan komunikasi yang intens agar hal-hal yang terpendam dan mengganjal dapat dipecahkan bersama," imbuhnya.
Senada dengan Kepala Diskencana Kukar, Kepala BKKBN Kaltim Edy Purwanto yang juga menjadi pembicara mengatakan pentingnya komunikasi dalam rumah tangga.
Bagaimana membangun komunikasi tersebut? Menurut Edy adalah dengan selalu menciptakan kebersamaan, seperti makan bersama. Karena pada saat makan itu anggota keluarga dapat saling berkomunikasi menyampaikan sesuatu yang bermakna bagi keharmonisan rumah tangga.
Misalnya saja, lanjut Edy Purwanto, sang ayah dapat menasihati anak agar jangan keluyuran di malam hari dan supaya rajin belajar. Atau sebaliknya, sang anak mengungkapkan perasaannya bahwa ia tak suka dibentak. Begitu pula istri, dapat menyampaikan dan menanyakan apakah menu hari ini enak dan sesuai selera atau apakah pakaian dan dandanan sedap dipandang.
"Pokoknya banyak lagi contoh-contoh yang dapat dikomunikasikan oleh anggota keluarga. Saya sarankan agar keluarga perlu membuat jadwal pertemuan untuk membuka ruang komunikasi," katanya.
Sosialisasi KKG yang berlangsung di Tenggarong Seberang ini diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri dari para tokoh masyarakat, kader Keluarga Berencana (KB), generasi muda hingga pegawai di lingkungan Pemerintah Kecamatan Tenggarong Seberang. Acara tersebut juga dihadiri oleh Camat Tenggarong Suko Buono.
Kegiatan yang digarap Diskencana Kukar bekerjasama dengan BKKBN Kaltim dan Hiperpro Kaltim tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-14. (win)
|