PLN Kembali Didemo untuk Beri Penjelasan Usai berunjukrasa di bundaran Jembatan Aji Imbut, mahasiswa melanjutkan aksinya di depan Kantor PLN Ranting Tenggarong Photo: Agri
Pihak pengunjukrasa berunding dengan karyawan kantor PLN Tenggarong untuk berdialog dengan pimpinan PLN Tenggarong Photo: Yanda
|
KutaiKartanegara.com - 03/01/2007 16:29 WITA
Kebijakan penggiliran pemadaman listrik PLN sektor Mahakam termasuk di wilayah Tenggarong dan Kutai Kartanegara (Kukar) pada umumnya disebabkan keterbatasan kapasitas produksi listrik yang hanya 173 Megawatt, sehingga tak mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang pada beban puncak bisa mencapai 186,8 MW.
Hal tersebut diungkapkan Najib yang juga Supervisor Pendapatan PT PLN Ranting Tenggarong saat menerima perwakilan pengunjukrasa yang terdiri dari beberapa mahasiswa Tenggarong tadi siang.
Dengan demikian, lanjutnya, terdapat minus pasokan listrik untuk wilayah sektor Mahakam sebesar 13,8 MW. Oleh karena itu, pihak PLN akhirnya mengambil kebijakan dengan melakukan pemadaman secara bergiliran pada beberapa wilayah yang termasuk dalam sektor Mahakam, seperti Samarinda, Balikpapan, Tenggarong, Bontang dan beberapa wilayah lainnya.
Seorang mahasiswi Unikarta membagi-bagikan selebaran di tengah keramaian lalu-lintas Jalan Jenderal Sudirman, Tenggarong Photo: Agri | | |
Dalam dialognya dengan mahasiswa, Najib mengatakan bahwa pemadaman dengan cara bergiliran ini dilakukan dalam selang waktu enam jam per wilayah setiap harinya. Kebijakan lain untuk mangatasi beban puncak yang terjadi antara pukul 18.00-22.00 WITA, menurutnya adalah dengan melakukan pemadaman lampu-lampu jalan. ”Pemadaman lampu jalan ini telah kami lakukan pada bulan puasa lalu,” ujarnya.
Ditambahkan Najib, sementara ini PLN hanya dapat melakukan perawatan terhadap mesin-mesin pembangkit tua yang dimiliki mereka. ”Saat ini ada 9 mesin pembangkin yang diperbaiki. Kami harap bulan Maret sudah dapat dioperasikan lagi, sehingga tidak banyak lagi pemadaman,” jelas Najib.
Najib juga mengatakan bahwa sebenarnya Pemkab Kukar akan membangun pembangkit 2x20 MW yang sangat cukup untuk melayani wilayah Tenggarong. ”Apakah itu hanya sekedar wacana saja? Ini lah yang masih kita tunggu. Kami masih menanti kapan Pemda memanggil PLN sebagai tim teknis untuk merealisasikan hal tersebut,” katanya.
Ketua PC PMII Cabang Kukar, Junaidi (kanan), saat berorasi di depan Kantor PLN tadi siang Photo: Agri | | |
Pertemuan antara PLN Tenggarong dengan mahasiswa dari Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kukar ini merupakan tindak lanjut dari aksi unjukrasa yang sama pada akhir Nopember 2006.
Saat itu mahasiswa gagal bertemu dengan pimpinan PLN untuk meminta penjelasan. Bahkan mahasiswa sempat melakukan pembakaran spanduk milik PLN sebagai ungkapan kekecewaan mereka terhadap kinerja PLN.
Oleh petugas PLN dijanjikan akan mengundang mahasiswa untuk berdialog dengan pimpinan. Namun hingga awal tahun 2007, tidak ada undangan untuk kembali berdialog seperti dijanjikan PLN.
Supervisor Pendapatan PLN Ranting Tenggarong, Najib, ketika memberikan penjelasan kepada mahasiswa Photo: Yanda | | |
Akhirnya mahasiswa kembali menggelar aksi unjukrasa yang dilakukan kemarin siang di persimpangan Jembatan Aji Imbut. Usai berorasi dan pembagian selebaran, aksi mahasiswa dilanjutkan di Kantor PLN, Jalan KH Akhmad Muksin, Tenggarong.
Karena pimpinan PLN kembali tidak ada di tempat karena masih tugas di luar kota, beberapa perwakilan pengunjukrasa akhirnya diterima Supervisor Pendapatan PLN Tenggarong, Najib. Setelah memperoleh penjelasan panjang lebar dari Najib, mahasiswa dapat memahami kendala-kendala yang dihadapi PLN saat ini.
Menanggapi wacana pembangunan pembangkit listrik oleh Pemkab Kukar, mahasiswa berjanji akan meminta DPRD Kukar untuk memfasilitasi pertemuan antara Pemkab Kukar dengan PLN dengan melibatkan mahasiswa. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mempertegas komitmen Pemkab Kukar untuk mengatasi krisis listrik. (win/nop)
|