Erau 2017 Berakhir, Kesultanan Kutai Laksanakan Prosesi Mengulur Naga dan Belimbur Dua replika naga diberangkatkan dari Museum Mulawarman, Tenggarong, menuju perairan Kutai Lama untuk dilarungkan Photo: Agri
Sultan Kutai HAM Salehoeddin II diapit Dubes Seychelles untuk ASEAN Nico Barito dan Bupati Kukar Rita Widyasari pada acara penutupan Erau Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 30/07/2017 23:40 WITA
Sebagai puncak pelaksanaan pesta adat Erau 2017, pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura menggelar upacara adat Mengulur Naga serta Belimbur yang berlangsung di Tenggarong dan Kutai Lama. Minggu (30/07) siang.
Prosesi Mengulur Naga sekaligus penutupan Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival (EIFAF) 2017 ini dipusatkan di halaman Keraton Kutai Kartanegara atau Museum Mulawarman, Tenggarong.
Upacara Mengulur Naga dari Tenggarong menuju Kutai Lama ini mendapat perhatian antusias dari ribuan warga. Warga telah memadati kawasan Museum Mulawarman untuk menanti puncak perayaan Erau, termasuk puluhan delegasi kesenian mancanegara peserta EIFAF 2017.
Selain dihadiri Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II, penutupan EIFAS 2017 juga dihadiri Dubes Seychelles untuk ASEAN Nico Barito, Dubes Polandia, Dubes Mozambiq, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari dan pejabat serta undangan lainnya.
Sebelum dilakukan prosesi Mengulur Naga, terlebih dahulu dilakukan pembacaan riwayat Naga Erau. Setelah itu, Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat melakukan tepong tawar kepada 2 replika naga yang akan diberangkatkan ke Kutai Lama.
Setelah itu, Putra Mahkota kemudian memimpin keberangkatan dua replika naga menuju Desa Kutai Lama di Kecamatan Anggana yang merupakan ibukota pertama Kerajaan Kutai Kartanegara.
Sekitar satu jam setelah Naga Erau diberangkatkan, air tuli yang diambil dari Kutai Lama telah tiba di Tenggarong. Air tersebut kemudian dipercikkan Sultan Kutai sebagai tanda dimulainya Belimbur yang diiringi bunyi sirine dari mobil PMK Kukar. Saling siram pun terjadi di hampir seluruh penjuru kota Tenggarong, khususnya di kawasan tepian sungai Mahakam. (win)
|