Peringatan Hari Jadi Kota Tenggarong ke-226 Sultan Kutai dan Muspikab Ziarah ke Makam Aji Imbut Sultan Kutai bersama Sekkab HM Aswin dan Ketua DPRD Kukar Rachmat Santoso memasang Bunga Lompo di pusara Aji Imbut Photo: Agri
Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II menabur bunga di pusara Sultan Aji Imbut dan permaisuri Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 27/10/2008 14:32 WITA
Hari jadi kota Tenggarong ke-226 yang jatuh pada tanggal 28 September lalu diperingati hari ini lewat kegiatan ziarah ke makam Aji Imbut gelar Sultan AM Muslihuddin yang terletak di samping Museum Mulawarman, Tenggarong.
Kegiatan ziarah ini ditandai dengan pemasangan Bunga Lompo ---anyaman daun pandan yang dihiasi dengan bunga-- serta pembacaan doa di pusara sang pendiri kota Tenggarong itu.
Pemasangan Bunga Lompo ini dilakukan oleh Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II bersama Sekkab HM Aswin, pejabat Muspikab lainnya dan beberapa anggota kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Selain di makam Sultan Kutai ke-15 itu, ziarah juga dilakukan di makam Sultan Kutai ke-16 AM Salehoeddin, Sultan Kutai ke-17 AM Sulaiman dan Sultan Kutai ke-19 AM Parikesit.
Plt Bupati Kukar dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekkab HM Aswin mengatakan, kegiatan ziarah ini dimaksudkan untuk mengenang mendiang Sultan AM Muslihuddin atau Aji Imbut, yang mendirikan kota Tenggarong pada tanggal 28 September 1782.
"Kegiatan ziarah juga merupakan salah satu perintah Nabi Muhammad SAW untuk selalu mengingatkan tentang adanya kematian. Selain itu, ziarah ini dimaksudkan untuk mengambil hikmah dari keteladanan yang telah diberikan. Tidak ada salahnya jika kegiatan semacam ini perlu terus kita laksanakan dan kita pelihara," katanya.
Usai berziarah ke makam Aji Imbut, Sekkab Kukar dan para pejabat Muspikab mengikuti kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kukar. Dalam rapat tersebut, Sekkab HM Aswin membacakan sambutan Plt Bupati Kukar dalam rangka peringatan HUT Kota Tenggarong ke-226.
Sekedar informasi, sejarah kota Tengggarong dimulai ketika Sultan AM Muslihuddin memindahkan ibu kota Kesultanan Kutai dari Pemarangan ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782.
Oleh Sultan Kutai, nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja. Pada perkembangannya, nama Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga saat ini. (win)
|