Suasana
upacara adat Mendirikan Ayu yang berlangsung kemarin
pagi di Keraton Sultan Kutai Kartanegara
Photo: Joe |
|
|
KutaiKartanegara.com 21/09/03 01:14 WITA
Upacara terpenting dan
dianggap paling sakral diantara pelaksanaan upacara adat Erau
Kutai Kartanegara adalah "Mendirikan Tiang Ayu". Berdirinya Ayu
atau Tiang Ayu juga sekaligus menandakan sebagai di awalinya
upacara adat Erau Kutai Kartanegara yang sekali setahun
dilakukan.
Upacara adat
mendirikan Tiang Ayu dilakukan di Keraton Kesultanan Kutai
Kartanegara ing Martadipura Tenggarong kemarin (20/09) pagi.
Upacara yang berlangsung sangat khidmat ini disaksikan oleh
Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Haji Adji Mohamad
Salehoeddin II dan Permaisuri Aji Ratu Aida, Bupati Kutai
Kartanegara Drs H Syaukani HR MM dan istri, Ketua DPRD H Bahtiar
Effendi BcHk, Muspikab Kukar dan kerabat kesultanan.
Untuk
mendirikan Tiang Ayu pada posisinya yang tegak biasanya
dilakukan oleh Sultan bersama kerabat terdekatnya, namun Sultan
HAM Salehoeddin II hanya dapat menyaksikan saja karena faktor
kesehatan Sultan yang sedikit terganggu.
Kerabat Sultan
yang menarik Tiang Ayu itu masing-masing adalah Pangeran Adi
Prawiro yang merupakan gelar dari Bupati Kukar Drs H Syaukani HR
MM, kemudian Aji Pangeran Atmo Kesumo, Aji Pangeran Ario Kesumo,
Aji Pangeran Ario Kesumo Putro, Aji Raden Mustawan Pranoto, Aji
Raden Ario Kermanata dan Aji Ali Zain.
Tiang
Ayu sebelum didirikan berada dalam posisi rebah
terbaring di atas bantal dan alas kain warna kuning
Photo: Joe |
|
|
Untuk
mendirikan Tiang Ayu adalah dengan cara menariknya yaitu ditarik
dengan tali juwita di sebelah kiri dan kain kuning panjang di
sebelah kanannya. Tiang Ayu secara selintas berbentuk tombak
dengan mata tombak yang selalu terbungkus dari bahan yang sama
dengan gagangnya yaitu kayu ulin/besi.
Pada bagian
penutup mata tombak diberi bahan metal berukir warna emas. Di
bagian bawah mata tombak terikat pernik-pernik seperti perhiasan
dari emas-permata, daun-daunan dan akar, tiga buah pinang kuning
dan sebuah bungkusan kain kuning.
Tiang Ayu
sendiri memiliki panjang sekitar 195 cm. Sebelum didirikan,
Tiang Ayu direbahkan diatas bantal dan alasnya kain berwarna
kuning. Sedang didepan Tiang Ayu terdapat tikar rotan dengan
hiasan beras warna-warni yang biasa disebut dengan Tambak
Karang.
Menurut salah
seorang Putra Sultan, Aji Ali Zain, upacara adat mendirikan
tiang ayu selain sebagai tanda mengawali upacara Erau juga
melambangkan bahwa Sultan siap berbaur dengan rakyatnya terlepas
dari prosedur protokoler kesultanan.
Selama ini atau
di luar Erau tambah Aji Ali Zain, Sultan selalu berada didalam
Keraton untuk memimpin jalannya pemerintahan. Dengan adanya Erau
yang berlangsung sepekan ini maka segala tatacara yang bersifat
resmi dan protokoler baik terhadap Sultan maupun kerabatnya
menjadi sirna dan sama kedudukannya dengan rakyat yang
dipimpinnya. Demikian katanya.
Usai upacara
mendirikan Tiang Ayu dilanjutkan pembacaan doa selamat dan
diakhir dengan upacara Kaseh Selamat. Upacara Kaseh Selamat atau
ucapan selamat ini dilakukan oleh seluruh kerabat dan tokoh
masyarakat yang hadir dalam upacara ini yang ditujukan kepada
Sultan dan Permaisurinya. (joe)
|