
Sultan AM Sulaiman, Sultan Kutai Kartanegara ke-17, memerintah tahun
1850-1899
Photo:
Koleksi Pribadi Sultan HAM Salehoeddin II |
|
|
KutaiKartanegara.com 31/05/03
Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura akan menggelar haul Sultan AM
Sulaiman dan Habib Sayid Muhammad bin Ali bin Hassan gelar Pangeran Noto Igomo yang akan
berlangsung di Masjid Jami' Hassanuddin Tenggarong besok (01/06) pagi pukul 09.30 WITA.
Sultan AM Sulaiman merupakan Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura ke-17 yang
memerintah pada tahun 1850 hingga 1899. Sultan Sulaiman dikenal arif dan juga tekun
mengajarkan agama Islam, hingga tiap tahun menghajikan rakyatnya. Sepanjang
pemerintahannya, Sultan Sulaiman selalu menempatkan para ulama sebagai penasehat kerajaan.
Pada masa pemerintahan Sultan AM Sulaiman, Kesultanan Kutai Kartanegara mencapai masa
kejayaannya. Berdasarkan surat yang dikeluarkan Penasihat Kerajaan Kutai Kartanegara pada
tanggal 21 Desember 1910, tercatat bahwa Sultan Sulaiman wafat pada tahun 1899 Masehi
dengan meninggalkan 59 orang anak dari 50 orang istri.
Sementara itu, Habib Sayid Muhammad
bin Ali bin Hassan gelar Pengeran Noto Igomo yang merupakan ulama besar Kerajaan Kutai
Kartanegara adalah keturunan ke-34 Nabi Muhammad SAW. Beliau dilahirkan di Masilah
Hadramaut pada tahun 1260 H/1844 Masehi.

Pangeran Noto Igomo (1844-1947) beserta istri, Aji Raden
Lesminingpuri
Photo:
Koleksi HAS Hossein Baraqbah |
|
|
Selama di Tenggarong, Habib
Muhammad mengajarkan agama Islam kepada rakyat, baik hukum-hukum syareat maupun tasawuf.
Pada masa pemerintahan Sultan AM
Parikesit, Sultan Kutai tersebut kemudian memberikan gelar Pangeran Noto Igomo kepada
Habib Sayid Muhammad bin Ali bin Hassan yang berarti orang yang mengajarkan agama.
Pangeran Noto Igomo menikah dengan
putri Sultan AM Alimuddin bernama Aji Raden Lesminingpuri, yang juga kakak dari Sultan AM
Parikesit.
Dari perkawinan tersebut, Pangeran
Noto Igomo dan AR Lesminingpuri dianugerahi 10 orang putra-putri dan 44 orang cucu. Beliau
wafat dalam usia 103 tahun pada tanggal 17 Pebruari 1947 dan dimakamkan di pekuburan
Kelambu Kuning disamping makam Sultan AM Alimuddin di Tenggarong.
Kegiatan haul pada besok pagi
rencananya akan diisi dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Habib Lutfi Bin Yahya
dari Pekalongan dan Drs Achmad Djauhar MSc dari Jakarta. (win) |