Salah satu cuplikan tari Peniga Bali Akang
Photo: Agri |
|
|
KutaiKartanegara.com 30/08/03 11:14 WITA
Tim kesenian Kukar yang
tergabung dalam Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai (LPKK) Rabu (27/08) malam
lalu sukses mementaskan karya tari bertajuk Peniga Bali Akang.
Sambutan penonton yang memadati Amphitheater Nusa Dua, Bali,
terhadap persembahan tari ini cukup baik, terbukti dari aplaus
yang selalu membahana di sepanjang pertunjukan berdurasi 20
menit tersebut.
Pagelaran seni
tari yang dibawakan 20 seniman dan seniwati LPKK ini merupakan
salah satu rangkaian dari kegiatan Indonesia Performing Arts
Mart (IPAM) I 2003 yang berlangsung sejak 23 hingga 27 Agustus
2003.
Tarian "Peniga Bali Akang" atau Anugerah
dari Sang Pencipta tampil pada sesi kedua yang dimulai pada pukul 20.45 WITA
setelah pada sesi pertama tim kesenian Padnecwara Jakarta
menampilkan tarian berjudul "Roro Mendut".
Menurut Ketua
LPKK Misra Budiarto AX SSos, tarian Peniga Bali Akang ini diilhami dari kehidupan suku
Dayak Kenyah, Dayak Modang dan Dayak Tunjung/Benuaq. Dalam tarian ini
terdapat unsur-unsur tari Hudoq dari suku Dayak Modang, tari Kancet
Lasan Po' Buruy dari suku Dayak Kenyah dan tari Belian dari suku
Dayak Tunjung/Benuaq.
Tari Belian
dalam Peniga Bali Akang
Photo: Agri |
|
|
Wakili
Kaltim Sebagai Seller Utama
Dalam pagelaran
seni peserta IPAM 2003 di Nusa Dua ini, LPKK tampil sebagai
satu-satunya wakil dari provinsi Kaltim. LPKK Tenggarong bersama
14 grup/sanggar kesenian ternama lainnya dari beberapa daerah di
Indonesia selain mempagelarkan produksi seni pertunjukannya juga
mengikuti kegiatan workshop, pameran dan forum bisnis seni
pertunjukan.
Tampilnya LPKK dalam IPAM
tersebut berdasarkan surat penunjukan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
Republik Indonesia tertanggal 22 Juli 2003 yang ditujukan kepada Gubernur
Kaltim. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede
Ardika dalam suratnya menyatakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi dan pemantauan
selama sosialisasi IPAM tahun lalu, LPKK dinilai sebagai sebuah sanggar kesenian
yang layak menjadi Seller Utama dari provinsi Kaltim.
IPAM sendiri merupakan kegiatan yang
diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI dalam
rangka meningkatkan promosi budaya serta memulihkan citra Indonesia di forum
internasional melalui kesenian.
Dalam forum
bisnis yang juga akan digelar dalam event ini, dua orang wakil
dari seluruh grup/sanggar kesenian Indonesia selaku Seller
(penjual) tersebut bertemu dengan beberapa Buyers (pembeli)
mancanegara atau presenter seni pertunjukan untuk menjajaki
kemungkinan kerjasama penyelenggaraan pertunjukan kesenian baik
di dalam maupun luar negeri di masa mendatang. Pada kegiatan
workshop dan forum bisnis IPAM, LPKK diwakili oleh Erwin Junaidi
dan M Agri Winata.
Robert van den Bos, salah seorang pembicara asal Belanda
saat menyampaikan materi mengenai kontrak bisnis
pertunjukan dalam Workshop IPAM
Photo: Agri |
|
|
Tertunda
Sejak 2001, di Kukar 2006
Pelaksanaan
IPAM I sedianya digelar pada tahun 2001 silam namun
mengalami penundaan setelah terjadinya Tragedi WTC
di AS pada September 2001, menyusul Tragedi Bom Bali pada
Nopember 2002, mewabahnya penyakit SARS pada April 2003, hingga
akhirnya baru dapat dilaksanakan pada bulan Agustus ini di Nusa Dua,
Bali.
Kegiatan IPAM I yang berbarengan dengan Festival Nusa Dua
2003 ini dibuka langsung oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede
Ardika.
Menurut Ketua LPKK Misra Budiarto AX, ada penawaran untuk
menyelenggarakan IPAM IV di Kutai Kartanegara pada tahun 2006.
"Pihak panitia mengatakan, sesuai arahan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata, IPAM II 2004 dan IPAM III 2005 masih akan
berlangsung di Bali dalam rangka meningkatkan promosi event yang
baru kali ini digelar," ujar Misra Budiarto.
Menurut Misra, seperti dikatakan Surya Yuga (Ketua Panitia IPAM
I 2003) baru pada IPAM IV tahun 2006 bisa diselenggarakan di
luar Bali dan Kutai Kartanegara ditawarkan sebagai tuan rumah
kegiatan tersebut berbarengan dengan Festival Erau 2006 di
Tenggarong. (win)
|