Suasana pembukaan
Kongres XIV PMII kemarin siang
Photo: Yanda |
|
|
KutaiKartanegara.com 17/04/03
Setelah membuka Seminar Nasional APKASI dan MPI Reformasi
kemarin siang, Wapres berkesempatan
untuk membuka Kongres Nasional XIV
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Simposium bertema "Visi Kepemimpinan Indonesia, Merangkai Republik Yang Terkoyak"
bertempat di ballroom lantai dasar Gedung Puteri Karang Melenu (PKM), Tenggarong Seberang.
Sebelum acara dimulai, ribuan mahasiswa anggota PMII sempat dihibur dengan
penampilan Rebana dan Qasidah Modern dari DPD Lasqi Kutai Kartanegara, serta tarian suku Dayak dari Kerukunan Keluarga Dayak Kenyah.
Acara pembukaan Kongres PMII baru dimulai setelah Wapres RI dan ibu Nani Hamzah Haz beserta rombongan
tiba di ruang Kongres PMII sekitar pukul 13.08 WITA. Acara pun
dimulai dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan lagu Mars
PMII serta pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Drs H Bahrullah dari Tenggarong.
Ketua Umum PB PMII Nusran Wahid dalam sambutannya mengatakan
Kutai Kartanegara (Kukar) terpilih sebagai tuan
rumah Kongres Nasional PMII ke-14 setelah mengalahkan dua
rival kandidat tuan rumah yakni Makassar dan Pontianak.
"Ada
sisi-sisi keunggulan mengapa Kukar dipilih sebagai tuan rumah
Kongres. Pertama adalah hari ini kita sedang meneguhkan
bersama implementasi otonomi daerah dan Kukar dibanding
daerah-daerah lain adalah yang paling siap dalam menjalankan
otonomi daerah," kata Nusran disambut aplus meriah
hadirin.
Menurutnya ada 4 indikasi keberhasilan Kukar dalam konteks
otonomi daerah, yang pertama adalah Kukar mampu menciptakan
pola sistem pembangunan yang menggunakan dua faktor pendekatan
sekaligus yakni pendekatan sektoral dengan departemen yang ada
pendekatan kewilayahan yaitu dengan potensi dan program
Gerbang Dayaku.
Yang
kedua Nusran Wahid menilai bahwa Kukar mampu menyedot investor
asing yang lebih banyak. Yang ketiga, Kukar mampu menciptakan
satu terobosan dalam satu pembangunan modern yakni
konsep ecotourism atau pariwisata berbasis lingkungan, dan
keempat Kukar dinilai mampu memperjuangkan keseimbangan
pendapatan antara pusat dan daerah.
Nusran
Wahid juga menjelaskan mengapa disela-sela Kongres Nasional
PMII juga digelar Simposium dengan tema Visi Kepemimpinan
Indonesia, Merangkai Republik Yang Terkoyak. Ditengah-tengah
transisi demokrasi saat ini, setidaknya bangsa Indonesia
terkoyak-koyak oleh permasalahan belum jelasnya formulasi
hubungan antara agama dengan negara, persoalan hubungan pusat
dan daerah yang belum tuntas serta ancaman hubungan antara
sipil dan militer.
"PMII
menilai Indonesia tidak memiliki pemimpin yang kuat dan
demokratis, untuk itu melalui simposium ini PMII akan
merumuskan visi kepemimpinan nasional yang akan menjamin
demokratisasi dan stabilisasi." kata Nusran Wahid yang
kemarin tampil penuh semangat dan selalu mendapat aplus meriah
ribuan peserta Kongres.
Ratusan
mahasiswa peserta Kongres XIV
PMII ketika berada di teras depan sebelum
memasuki Gedung PKM yang harus melalui
pemeriksaan ketat Paspampres
Photo: Yanda |
|
|
Usai sambutan dari Nusran Wahid, acara dilanjutkan dengan pemberian tanda jasa kepada pendiri PMII dan tokoh yang berjasa terhadap PMII
yakni Drs H Said Budairy, Drs KH Nuril Huda, Drs A Chalid Mawardi, Drs H Mahbub Djunaidi (alm), Drs M Zamroni (alm), Drh HM Iqbal Assegaf (alm).
Pada kesempatan tersebut turut menyampaikan sambutan adalah Kutai Kartanegara Drs H Syaukani HR
MM selaku tuan rumah, Gubernur Kalimantan Timur H Suwarna AF, Menteri Agama RI Said Agil Husain Al Munawar serta Wakil Presiden RI Hamzah Haz sekaligus membuka Kongres Nasional PMII XIV
yang ditandai dengan pemukulan Bedug dan diakhiri dengan pembacaan
do'a oleh Drs H Bachtiar Syam.
Acara kongres yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Gubernur Lemhannas,
Empat mantan ketua umum PMII, Gubernur Kaltim, Pangdam VI Tanjung Pura, pimpinan DPRD Kaltim dan Muspida Provinsi Kaltim, Ketua Pengadilan Tinggi Kaltim, Alumni-Alumni PMII dan pengurus-pengurus
Cabang seluruh Indonesia. (win)
|