Latihan tari masal di Pasar Seni
"Tepian Pandan" beberapa waktu lalu. KutaiKartanegara.com
(10/08/02)
Sebanyak 1500 penari akan dilibatkan dalam sajian tari massal yang akan
ditampilkan pada pembukaan Erau 2002 Kutai Kartanegara dan Festival Keraton Nusantara III pada
21 September 2002 mendatang. Koordinator Tari Massal, Surya Agus, SP mengungkapkan bahwa tari
massal ini mengangkat kisah sejarah perpindahan ibukota Kerajaan Kutai Kartanegara dari
Pemarangan ke Tepian Pandan.
"Sajian tari massal ini diberi
judul Mustika Kumala. Ide ceritanya dari budayawan kita bapak Fred Wetik. Tarian ini akan
dikemas secara sistematis dan akan menjadi tontonan yang sangat menarik, indah dan mempesona
pada pembukaan Erau dan Festival Keraton nanti." tutur Surya Agus kepada KutaiKartanegara.com
disela-sela latihan tari massal di Pasar Seni Tenggarong kemarin sore.
Latihan bersama seluruh unsur penari |
|
Tarian massal ini akan dibuka
dengan tarian yang menggambarkan pesona dan keindahan sungai Mahakam, hutan belantara beserta
flora faunanya. Selanjutnya pada inti tarian ini dikisahkan krisis dan kekacauan yang terjadi
di Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang saat itu beribukota di Pemarangan dimana
terjadi perebutan tahta kerajaan oleh Aji Kado sepeninggal Sultan Aji Muhammad Idris yang
gugur melawan kompeni (VOC) di Wajo (Sulawesi Selatan). Putra mahkota Kerajaan Kutai
Kartanegara Aji Imbut yang telah dewasa kemudian kembali ke tanah Kutai dari Bumi Wajo dan
melakukan perlawanan terhadap Aji Kado dengan siasat mengirimkan armada bajak laut Sulu untuk
melakukan penyerangan ke Pemarangan. Akhirnya Aji Imbut berhasil menaklukkan Aji Kado dan
memegang tahta Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Setelah 2 tahun berkuasa di ibukota
Pemarangan, Aji Imbut gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin bersama pengikutnya kemudian
meninggalkan Pemarangan yang telah kehilangan tuahnya. Sang Sultan bermimpi melihat Sang
Naga Sakti sedang memainkan Mustika Kumala dan disitulah tempat yang tepat bagi kota raja yang
baru dimana terdapat hamparan Pandan yang semerbak mewangi. Dan bergembiralah rakyat ketika
Sang Sultan menjejakkan kakinya di Tepian Pandan, di Tangga Arung (Rumah Raja) yang akan
senantiasa berjaya. Sajian tari massal ini kemudian ditutup dengan Tari Kebesaran Tangga
Arung/Kota Raja.
Lesehan menunggu giliran menari |
|
Surya Agus menambahkan, tari
massal "Mustika Kumala" ini melibatkan ribuan pelajar dan mahasiswa yang ada di kota
Tenggarong. Untuk memvisualisasikan kisah tersebut kedalam tari, para pendukung tari massal
akan dibagi dalam beberapa kelompok penari yakni Sungai (200 putra), Burung Enggang (100
putri), Bunga (100 putri), Hutan (100 putra), Bajak Laut (200 putra), Pasukan Aji Imbut (150
putra), Naga (150 putra), Mustika Kumala (100 putri), Pandan Wangi (200 putri) dan Tari
Kebesaran Tangga Arung (200 putra/putri).
Selain itu, tari massal "Mustika
Kumala" dikemas dengan menampilkan unsur-unsur budaya yang berkembang di Kutai
Kartanegara yakni Unsur Budaya Keraton (Aji Imbut beserta pasukan/pengiring), Unsur Budaya
Etnis Pedalaman (visualisasi alam, flora dan faunanya) serta Unsur Budaya Melayu (Tari Pandan
Wangi dan Tari Kebesaran Tangga Arung). Dengan kerja keras 60 seniman/seniwati LPKK dan
latihan yang tekun dari seluruh penari, diharapkan tari massal "Mustika Kumala" akan
berhasil memukau para undangan yang hadir pada upacara pembukaan Erau & FKN III di Stadion
Rondong Demang bulan depan. Semoga Sukses!
(win) |