
Seminar Sehari "Bedah Erau" yang dimoderatori Erwinsyah
SE (tengah) menampilkan 4 pembicara yakni dari kiri ke
kanan: H Aji Muhammad, HAB Abd Rahim, H Anwar Sutun dan
AM Fatwa
Photo: Agri |
|
|
KutaiKartanegara.com 25/02/04 17:20 WITA
Tradisi
Pesta Adat Erau yang dilakukan setiap tahun oleh Kesultanan
Kutai Kartanegara ing Martadipura bersama Pemkab Kutai
Kartanegara (Kukar) di Tenggarong oleh beberapa kalangan perlu
dikritisi secara mendalam. Karena semakin tahun Erau dirasakan
telah kehilangan maknanya terutama dimensi kesakralannya, bahkan
terkesan sebagai proyek penghamburan uang dan hura-hura.
Oleh sebab itu,
untuk pelaksanaan Erau 2004 mendatang Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kukar merasa perlu melakukan
terobosan dengan melaksanakan Seminar Sehari bertajuk "Bedah
Erau" dalam Dimensi Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah
yang berlangsung tadi pagi di Martadipura Room, Hotel Lesong
Batu, Tenggarong.
Seminar yang
dibuka Wakil Bupati Kukar Drs H Samsuri Aspar MM ini menampilkan
empat narasumber yakni Drs H Anwar Sutun dan H Aji Bambang Abdul
Rahim selaku penyampai materi serta Staf Ahli Bupati H Aji
Muhammad dan AM Fatwa dari LSM Jari selaku pembahas makalah.
HAB Abdul
Rachim SH yang merupakan salah satu kerabat Kesultanan Kutai
Kartanegara membawakan materi bertajuk Erau Tempo Dulu.
Sementara Drs H Anwar Sutun membawakan makalah berjudul
Fungsi Erau dalam Kehidupan Masyarakat Keraton di Tenggarong.

Suasana
Seminar Sehari Bedah Erau yang digelar Balitbangda Kukar
tadi pagi di Hotel Lesong Batu, Tenggarong
Photo: Yanda |
|
|
Wakil Bupati
Kukar Drs H Samsuri Aspar MM dalm sambutannya mengatakan, Erau
sebagai kenyataan warisan budaya merupakan representasi realitas
pemikiran masyarakat Kutai. Didalamnya, tambah Samsuri Aspar,
terkandung ide-ide masyarakat Kutai tentang mikrokosmos dan
makrokosmos.
"Dengan
demikian dalam ritual Erau terkandung ide tentang interrelasi
antara sang Pencipta alam dengan manusia dan mahluk lainnya,"
ujar H Samsuri Aspar.
Wabup H Samsuri
Aspar juga menyatakan penghargaannya kepada berbagai pihak yang
telah berusaha merekonstruksi sejarah Erau sehingga Erau dapat
dilestarikan hingga kini.
Sementara itu,
Kepala Balitbangda Kukar Drs HM Hardi MM mengatakan bahwa
seminar sehari ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang
benar dan kronologis terhadap pesta adat Erau sebagai suatu aset
budaya yang ada di Kukar dan Kaltim pada umumnya.
"Adanya
masukan-masukan atau pemikiran-pemikiran yang disampaikan
melalui seminar ini akan direkomendasikan ke Pemkab Kukar, agar
pelaksanaan Erau 2004 mendatang lebih baik dan terarah. Artinya
Erau dilakukan sesuai dengan tradisinya namun tetap mampu
menjadi ajang promosi potensi wisata daerah," demikian tutup Drs
HM Hardi MM.
Seminar yang
dimoderatori oleh Erwinsyah SE ini diikuti oleh beberapa kepala
dinas/instansi pemkab Kukar, utusan organisasi kepemudaan,
lembaga swadaya masyarakat serta para seniman dan pemerhati
budaya. (win/joe)
|