
Suasana pemaparan Hasil Penyusunan Design Engineering Hutan Wisata Bukit Soeharto di Hotel
Singgasana Tangga Arung tadi pagi
Photo: Agri |
|
|
KutaiKartanegara.com 31/05/04 19:15 WITA
Meningkatnya permasalahan lingkungan
hidup seperti masalah banjir, erosi, pencemaran, pemanasan global dan merosotnya
keanekaragaman hayati telah menjadikan kawasan Bukit Soeharto memiliki peran yang sangat
penting sebagai penyangga kehidupan. Oleh karenanya, sangat tepat jika kawasan hutan
lindung Bukit Soeharto ini terus dipertahankan dan dilestarikan.
Demikian hal tersebut diungkap Bupati
Kutai Kartanegara (Kukar) Drs H Syaukani HR MM saat membuka ekspose Hasil Penyusunan
Design Engineering Hutan Wisata Bukit Soeharto yang digelar Dinas Kehutanan Kukar
bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan LSM Komunitas Ilalang (Kilang),
bertempat di Hotel Singgasana Tangga Arung, Tenggarong, tadi pagi.
Ditambahkan Bupati H Syaukani HR, selain
itu beberapa kawasan yang rusak juga perlu segera direhabilitasi untuk meningkatkan fungsi
hutan dan lahan sehingga dapat berfungsi normal, baik untuk kegiatan pendidikan, wisata,
perlindungan flora dan fauna yang menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air Daerah
Aliran Sungai (DAS).

Ir Nandi dari IPB Bogor saat
mempresentasikan DE-HWBS
Photo: Agri |
|
|
"Atas dasar permasalahan
tersebut maka Pemkab Kukar mengambil inisiatif untuk menyusun rencana pengembangan hutan
wisata Bukit Soeharto yang disesuaikan dengan keadaan dan permasalahannya untuk kemudian
dituangkan dalam usulan Design Engineering Hutan Wisata Bukit Soeharto (DE-HWBS),"
ujar H Syaukani HR.
Menurut Bupati Kukar, DE-HWBS merupakan
rencana pengembangan pengelolaan kawasan Bukit Soeharto yang meliputi rencana zonasi
kawasan, perencanaan tapak, rencana pengelolaan kawasan dan rencana pembiayaan, yang
difokuskan melalui rehabilitasi hutan lindung, pemanfaatan wisata alam, peningkatan
kapasitas pengelolaan, kapasitas pemerintah daerah, provinsi dan pemerintah pusat.
Manajemen HWBS, lanjut Syaukani,
diarahkan pada implementasi konsep pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan
sehingga yang dilaksanakan atas dasar strategi konservasi, yaitu bagi kepentingan
kelestarian fungsi-fungsi ekologi, kelestarian keanekaragaman hayati dan budaya serta
peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar.
Diharapkan Bupati Kukar, dengan adanya
DE-HWBS ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi pihak yang terlibat dalam pembangunan
dan pengelolaan HWBS yang harus dipatuhi seluruh stakeholde.
Kegiatan ekspose Hasil Penyusunan DE-HWBS
yang disampaikan oleh Prof Dr Hadi Alikodra (IPB), Ir Nandi (IPB) dan Prof Dr Dedi
Ariyanto (Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman) ini diikuti para pejabat dari
dinas/instansi terkait Kukar dan Kaltim, kalangan akademisi, pemerhati lingkungan dan LSM.
(win) |