KutaiKartanegara.com 29/02/04 10:10 WITA
Lampu convention hall lantai
dua Gedung Puteri Karang Melenu (PKM) mulai dipadamkan. Hanya lampu sorot warna-warni yang
menerangi panggung utama. Beberapa bocah dengan gayanya yang lugu memasuki pentas diiringi
alunan electone yang membawakan sebuah lagu kanak-kanak.
Sesaat kemudian bocah-bocah ini mulai
menyanyi. Melantunkan tembang yang iramanya sangat akrab di telinga anak-anak Indonesia,
namun lagu yang ini syairnya telah dialihbahasakan kedalam bahasa Inggris. Ratusan
penonton pun ikut bertepuk tangan mengiringi bocah-bocah tersebut menyanyi.

Bocah-bocah yang dengan penuh semangat melantunkan tembang berbahasa Inggris
Photo: Yanda |
|
|
Usai penampilan mereka, enam gadis kecil
dengan dandanan khas Kutai Melayu tampil di atas pentas membawakan tari Jepen bertajuk Jepen
Kanak Halus. Iringan musik tradisi yang dimainkan langsung oleh para musisi Bengkel
Seni Kutai Kartanegara membuat suasana jadi lebih hidup.
Begitulah suasana yang terekam tadi malam
(28/02) pada Pagelaran Seni Yayasan Lanjong dalam rangka peringatan hari jadi yang pertama
yayasan tersebut. Kegiatan yang dibuka oleh Drs H Setia Budi selaku Pembina Yayasan
Lanjong tersebut diisi berbagai kreasi seni.

Salah satu aksi penari Jepen Seraong
Photo: Yanda |
|
|
Ada lagu tingkilan, puisi berbahasa
Inggris, tari Jepen maupun tari kontemporer persembahan para seniman-seniwati Kutai
Kartanegara yang menyalurkan bakatnya melalui Yayasan Lanjong. Beberapa nomor yang
disajikan diantaranya adalah tari Jepen Tungku, Jepen Kanak Halus, Jepen
Pergaulan, Jepen Seraong dan Jepen Molah Begadoh. Dan di bagian penutup,
pagelaran seni ini diakhiri dengan dua buah sajian Tari Kontemporer bertajuk Resah dan
Entah.
Menurut Direktur Eksekutif Yayasan
Lajong, Nurul Hidayati Dwinta Sari SE, pagelaran seni yang mengambil tema "Skenario
Baru dalam Berkesenian" ini merupakan upaya untuk menjawab keinginan sejarah yang
melatari berdirinya Yayasan Lanjong dengan meletakkan seni sebagai bagian dari
lingkungannya yang didalamnya penuh dengan hal-hal baru atau malah 'nakal', dan itulah
yang menjadi skenario baru dalam berkesenian.

Penampilan para penari Jepen yang didukung
para musisi Bengkel Seni Kutai Kartanegara
Photo: Agri |
|
|
"Bagi kami, seni adalah sumber
kreatifitas dan interaksi subyek yang tak dapat dinilai hanya dengan ikatan seremonial
atau kebesaran nama semata. Seni harus mengedepankan sisi nilai, baik sisi kemanusiaan
maupun fungsi pemberdayaan atau peningkatan kualitas masing-masing individu," ujar
Nurul Hidayati.
Kedepan, tambahnya, skenario besar yang
menjadi skala prioritas adalah dimana seni tidak hanya menjadi ruang privasi namun
meloncat kelua menjadi stimulus massal bagi regenerasi atau perpindahan peran penggerak
seni, sehingga seni bukan menjadi hak milik para sesepuh tetapi juga menjadi kenikmatan
generasi muda bangsa dan daerah.
Sementara itu menurut Manager Seni Budaya
Yayasan Lanjong Hariyansa SE, kehadiran yayasan yang berdiri pada Januari 2003 ini
diharapkan dapat memotivasi semangat berkesenian di Kutai Kartanegara dan menjadi sebuah
pusat pendidikan yang terarah guna mewujudkan manusia-manusia berpendidikan, berbudaya,
berakhlak serta sehat jasmani.
"Dan Pagelaran Seni Yayasan Lanjong
ini merupakan wujud komitmen dari yayasan dalam menghimpun potensi dan kekuatan seni
budaya Kutai secara luas," demikian kata Hariyansa yang juga koreografer/penata tari
ini. (win/nop)

Penampilan salah seorang gadis remaja ketika membawakan lagu tingkilan
dengan iringan musisi dari Bengkel Seni Kutai Kartanegara
Photo: Agri
|