
Aksi para penari cilik yang turut mendukung pagelaran tari
persembahan Besela Tenggarong
Photo: Agri
Salah seorang penari pria yang
dengan lincah menunjukkan kebolehannya
Photo: Yanda
|
|
|
KutaiKartanegara.com 25/07/04 16:50 WITA
Irama musik rancak yang
menghentak-hentak menghangatkan suasana gedung Serapo LPKK H Zailani Idris, Tenggarong,
Sabtu (24/07) malam. Sementara beberapa penari cilik dan remaja berbusana casual warna
putih dengan lincah bergoyang mengikuti irama, mulai dari musik hip hop, R&B hingga
dance.
Aksi 10 penari cilik dan 11 penari remaja
tersebut merupakan salah satu bagian dari pertunjukan tari kreasi modern bertajuk White
Cosmodern Dance yang dipersembahkan Bengkel Seni Lanjong (Besela), Tenggarong.
Tak hanya tari-tarian yang tampil dalam
White Cosmodern Dance ini, 4 orang remaja pria pun turut beraksi menampilkan kebolehan
atau ketangkasannya dalam memainkan sepeda BMX pada bagian awal produksi tari garapan
koreografer Hariyansa SE alias Ancha tersebut.
Hariyansa sendiri bahkan beraksi pada
bagian akhir White Cosmodern Dance saat seluruh pendukung tari telah memasuki pentas
diiringi lagu Ekspresi yang dibawakan Titi DJ, Melly Goeslaw dan Ruth Sahanaya.

Atraksi ketangkasan bersepeda BMX
yang diperagakan 4 pemuda Tenggarong
Photo: Agri |
|
|
Aplaus meriah dari ratusan penonton
yang hadir pun membahana menyambut kemunculan sang koreografer dari balik layar kertas
yang telah dirobeknya. Sebelumnya, Ancha tampil dalam bentuk siluet dari balik layar
kertas tersebut dengan sorotan cahaya berwarna merah.
Raut wajah bahagia bercampur haru pun
terpancar dari seluruh pendukung tari setelah sukses mempersembahkan tarian yang telah
mereka persiapkan selama 1,5 bulan tersebut.
Menurut Ancha, pertunjukan White
Cosmodern Dance ini mereka persembahkan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional serta
sebagai pagelaran pertama bagi anak-anak yang telah mengikuti les tari bersama Besela yang
bermarkas di Jalan Prof Moh Yamin Tenggarong tersebut.
Diungkapnya, garapan White Cosmodern
Dance ini terinspirasi dari realitas kehidupan dan pergaulan remaja kota Tenggarong yang
telah mengarah ke gaya hidup kosmopolitan yang modern. "Sengaja kami gunakan warna
putih sebagai simbol dari kesucian anak-anak tersebut yang tidak ternodai oleh dampak
negatif era globalisasi," demikian kata penggiat seni tari bertuduh jangkung
tersebut. (win/nop)

Aksi para penari pria yang sangat
atraktif
Photo: Yanda

Seluruh pendukung tari bertajuk
White Cosmodern Dance usai pagelaran di Gedung Serapo LPKK Tenggarong, Sabtu
(24/07) malam
Photo: Agri
|