KutaiKartanegara.com 23/11/04 19:10 WITA
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Drs H Syaukani HR MM mengakui, untuk melakukan
pembebasan lahan di wilayahnya sering terjadi tumpang tindih kepemilikan lahan.
Hal ini menyulitkan Pemkab Kukar untuk menyediakan lahan bagi investor untuk
menanamkan modalnya.
Hal tersebut diungkapkan
Syaukani saat menghadiri road show PT Agricinal Bengkulu tentang Pembangunan
Perkebunan Kelapa Sawit tadi pagi di Pendopo Odah Etam, Tenggarong.
"Terus terang sebagai kepala
wilayah, saya merasa malu terhadap kondisi masyarakat Kukar seperti ini," ujar
Syaukani. Untuk itu Syaukani mengajak semua pihak untuk saling menyadari kondisi
yang tidak menguntungkan bagi pembangunan jangka panjang di daerah ini.
"Bayangkan saja, ada satu lahan
masyarakat yang telah dibebaskan, ternyata kemudian diakui kembali oleh
masyarakat lainnya hingga 4 kali," keluhnya. Syaukani juga menengarai ada
provokator dibalik beberapa pembebasan lahan di Kukar.
Oleh Syaukani, seyogyanya
masyarakat menyadari praktek-praktek yang kurang menguntungkan terhadap gerak
dan laju pembangunan di Kukar. Jangan sampai masyarakat kita berpikir untuk
meraih keuntungan jangka pendek dan melupakan pembangunan jangka panjang yang
lebih baik.
Menyinggung tentang keinginan
membangun perkebunan kelapa sawit, menurut Syaukani sebenarnya didorong selain
oleh luasnya wilayah juga masih banyak terdapat lahan tidur atau lahan tidak
produktif yang terdapat di Kukar. Untuk pembangunan perkebunan kepala sawit ini
menurutnya didasarkan pada konsep yang berbasis pada Pemberdayaan Ekonomi
Kerakyatan dimana direncanakan untuk plasma atau petani sebesar 80 persen dan
sisanya inti 20 persen.
Direncanakan Pemkab Kukar dalam
merealisasikan pembangunan perkebunan kelapa sawit ini akan bekerjasama dengan
dengan pihak PT Agricinal Bengkulu dengan luas awal 1.000 hektar, direncanakan
nota kesepakatannya dapat dilakukan akhir tahun ini di Tenggarong. (joe)
|