KutaiKartanegara.com 16/03/04 00:33 WITA
Kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) semakin meningkat jumlahnya. Hingga kemarin
(15/03) siang, telah tercatat 105 kasus sejak Januari 2004 dengan daerah endemis yang
semakin meluas.
Seperti yang dilaporkan Dinas Kesehatan
(Diskes) Kukar, saat ini wilayah yang paling tinggi jumlah penderitanya adalah masih dari
Kecamatan Tenggarong dengan jumlah 33 penderita. Disusul Kecamatan Muara Badak dengan 17
penderita, Tenggarong Seberang 14 orang, Loa Janan 13 orang, Anggana 11 orang, Loa Kulu 11
orang, Sanga-Sanga 5 orang dan Samboja 1 orang.
Kendati kasus DBD di Kukar meningkat,
tetap tidak ada penambahan korban jiwa yang saat ini telah tercatat 2 orang korban
meninggal atas nama Mesi (6 tahun) dari Kecamatan Anggana dan I Putu Ema (5 tahun) dari
Kecamatan Tenggarong Seberang.
Menurut Kasubdin Pemberantasan Penyakit
Diskes Kukar, drg Koentijo Widarminto MA, hal tersebut dikarenakan tingginya kesadaran
masyarakat untuk segera memeriksakan ke Puskesmas terdekat sehingga resiko semakin
parahnya penyakit dapat ditanggulangi secara lebih dini.
Namun demikian drg Koentijo MA
menyesalkan tidak berjalannya gerakan 3M (menguras, menimbun atau menutup benda/barang
yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk) yang sebenarnya merupakan tindak
penanggulangan pertama dalam pencegahan penyebarluasan DBD.
"Saat ini selain melakukan seruan
untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M, kami juga melakukan fogging
(pengasapan) dan distribusi bubuk abate serta seruan Jumat bersih untuk membersihkan
lingkungan masing-masing," kata drg Koentijo.
Ia juga menyayangkan tindakan sebagian
masyarakat yang menolak dilakukannya fogging dengan alasan bau obat melation yang menusuk
dan bermacam alasan yang lain. Hal yang menarik masyarakat yang melakukan penolakan
terhadap fogging kebanyakan dari tingkat ekonomi menengah ke atas dengan domisili di
wilayah Jl Arwana, Jl Flamboyan dan wilayah-wilayah perumahan elit lainnya.
Menurut drg Koentijo, hal tersebut cukup
berbahaya karena ada kemungkinan terjadinya migrasi nyamuk Aedes aegypti yang dewasa ke
rumah yang tidak mengalami fogging. Namun saat ini masyarakat mulai sadar dan rumahnya mau
dilakukan fogging karena khawatir dengan semakin tingginya penambahan jumlah penderita
demam berdarah.
Sementara itu Kepala Seksi Pengamatan
Penyakit Diskes Kukar, H Asmuni SSos, memprediksi adanya kemungkinan menurunnya angka
kejadian demam berdarah pada bulan April berkaitan dengan berakhirnya musim hujan. Namun
hal ini dapat terjadi jika masyarakat bersungguh-sungguh dalam melakukan gerakan 3 M.
"Kita tetap harus waspada karena
pada bulan April potensi musim hujan tetap ada, juga adanya migrasi dari penderita demam
berdarah dari satu daerah ke daerah yang lain. Saat ini pihak Dinkes juga tengah
mempersiapkan sosialisasi terhadap juru jentik yang bertugas untuk melakukan pemberantasan
terhadap sarang nyamuk," kata H Asmuni.
Untuk pendanaan, pihak Diskes Kukar
mempersiapkan dana talangan untuk penanggulangan penyakit demam berdarah yang melonjak
cukup tinggi di wilayah Kukar. Sebagai perbandingan, angka kasus DBD di kukar pada tahun
2001 berjumlah 145 kasus, tahun 2002 sebanyak 382, tahun 2003 sebanyak 142 kasus dan tahun
2004 sampai dengan tanggal 15 Maret 2004 sudah mencapai 105 kasus. (zej) |