Kota Tenggarong Genap Berusia 224 Tahun Kehadiran Jembatan Kartanegara sejak tahun 2001 semakin mempercantik wajah kota Tenggarong Photo: Agri
KutaiKartanegara.com - 28/09/2006 02:43 WITA
Hari ini ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong, genap berusia 224 tahun. Namun gaung peringatan HUT 'Kota Raja' Tenggarong ini tidak begitu terasa di kalangan warganya sendiri.
Entah karena bertepatan dengan bulan puasa, tidak ada acara ziarah ke makam Aji Imbut --sang pendiri kota Tenggarong-- seperti yang kerap dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Hanya DPRD Kukar yang Senin (25/9) lalu telah menggelar Rapat Paripurna Istimewa dengan mata acara penyampaian Pidato Bupati Prof Dr H Syaukani HR MM dalam rangka memperingati HUT Kota Tenggarong ke-224.
Dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD H Bachtiar Effendi tersebut, Bupati Kukar mengatakan bahwa setelah 224 tahun berlalu, Tenggarong telah nampak sebagai wajah kota yang dapat memberikan harapan bagi penduduknya untuk menjadi kawasan nyaman untuk ditempati.
Namun demikian, Bupati H Syaukani HR mengakui masih banyak kekurangan Tenggarong dalam hal penyediaan sarana pelayanan umum. "Masih banyak sarana prasarana kota yang harus dibenahi dan disediakan pemerintah daerah agar kota Tenggarong memiliki fasilitas umum dan pelayanan publik yang memadai.
"Jaringan kota harus terus dibangun serta dibenahi seperti jaringan listrik, air bersih maupun telekomunikasi, serta sarana prasarana sosial ekonomi maupun sosial budaya lainnya," katanya.
Ditambahkan Bupati Kukar, sebagai wujud dari Rencana Pembangun Jangka Menengah Daerah (RJPMD) Kukar khususnya melalui program Gerbang Dayaku Tahap II, Pemkab Kukar terus berupaya untuk menjadikan kota Tenggarong sebagai kota wisata, pusat pendidikan, jasa dan perdagangan.
Sesuai strategi Gerbang Dayaku dalam meningkatkan pembangunan teritorial perkotaan, lebih lanjut Bupati Kukar memaparkan 5 butir kebijakan pembangunan perkotaan.
Yang pertama adalah meningkatkan infrastruktur kota sebagai sarana pelayanan publik, kemudian menjadikan kota sebagai pusat perkembangan usaha, jasa perdagangan dan industri.
"Ketiga, menjadikan kota sebagai pusat pendidikan, pariwisata, dan budaya. Keempat, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan terakhir memberdayakan seluruh komponen kota dalam melestarikan lingkungan hidup," demikian katanya.
Kota Tenggarong didirikan pada tanggal 28 September 1782 oleh Aji Imbut yang juga Sultan Kutai Kartanegara ke-15 dengan gelar Aji Mohd Muslihuddin setelah memindahkan ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara dari Pemarangan.
Awalnya ibu kota ketiga kerajaan ini bernama Tepian Pandan. Oleh Aji Imbut, nama Tepian Pandan kemudian dirubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja. Seiring dengan perkembangan zaman, Tangga Arung akhirnya lebih populer dengan sebutan Tenggarong hingga saat ini. Dirgahayu Kota Tenggarong ke-224. (win)
|