Warga Kukar Gelar Aksi Solidaritas Untuk Korban Bom di Gereja Oikumene Samarinda Ratusan warga Kukar menyalakan lilin dalam aksi solidaritas untuk korban bom molotov Gereja Oikumene Photo: Agri
Anggota Polwan ikut berbaur bersama warga menyalakan lilin Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 16/11/2016 13:25 WITA
Ratusan warga dari beberapa elemen masyarakat di Kutai Kartanegara (Kukar) tadi malam (15/11) menggelar aksi solidaritas dan keprihatinan atas terjadinya tragedi bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda yang menewaskan seorang balita bernama Intan Olivia.
Dalam aksi solidaritas yang dipusatkan di Creative Park Tenggarong ini, para peserta dari kalangan Nasrani maupun Muslim berbaur menjadi satu dengan tekad sama yakni menyerukan kedamaian di Indonesia, khususnya di Kukar, dan mengecam segala bentuk terorisme.
Aksi solidaritas ini ditandai dengan penyalaan 1.000 lilin oleh para peserta aksi, penyampaian pernyataan sikap bersama, serta pembacaan doa. Yang menarik, pembacaan doa ini dilakukan secara bergantian, yakni oleh Pendeta Martin, kemudian oleh Ustadz Fauzan.
"Aksi ini kita gelar sebagai bentuk keprihatinan atas terjadinya tragedi bom molotov di gereja Oikumene, Samarinda, tanggal 13 November lalu," ujar Muhammad Ikhsan Hattu, selaku koordinator kegiatan dari Garda Pemuda NasDem.
Aksi solidaritas untuk korban tragedi Gereja Oikumene Samarinda diikuti peserta dari kalangan umat Muslim dan Nasrani di Kukar Photo: Agri
Menurut Ikhsan, aksi tersebut digelar secara spontan dengan melibatkan para tokoh masyarakat, pelajar, mahasiswa, serta organisasi dari lintas agama. "Lewat aksi ini, kami berharap agar kejadian di Samarinda tidak akan terulang lagi. Oleh karena itu, kami minta kepada pemerintah, khususnya pihak keamanan, dapat lebih sigap untuk melakukan antisipasi terhadap segala tindakan terorisme," imbuhnya.
Senada dengan Ikhsan, Ketua DPC Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kukar, Pendeta Yohanes Traksin, mengecam keras aksi terorisme yang terjadi di gereja Oikumene, Loa Janan Ilir. "Apalagi yang jadi korban adalah anak-anak kecil yang tak berdosa, ini sangat kita sayangkan," ujarnya.
Yohanes meminta kepada aparat penegak hukum agar memberikan hukuman yang seberat-beratnya yakni hukuman mati. "Atas nama asosiasi, kami meminta agar pelaku diberi hukuman mati," serunya.
Acara aksi solidaritas diwarnai pula dengan aksi teatrikal yang dibawakan Komunitas Teater SMAN 2 Tenggarong serta pembacaan puisi oleh seorang ibu rumah tangga bernama Niar Anwar dengan judul Putri Kecilku Intan. (win)
|