Kukar Siap Bangun Bandara Khusus
Rancangan bandara Kukar yang belum sempat digarap. Kini Kukar kembali melanjutkan rencana pembangunan bandara yang letaknya tak jauh dari Tenggarong Photo: Istimewa
|
KutaiKartanegara.com - 24/03/2014 20:08 WITA
Proyek pembangunan bandar udara (bandara) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali akan berlanjut. Namun kehadiran bandara ini nantinya khusus untuk melayani pesawat carter.
Hal tersebut diungkap Bupati Kukar Rita Widyasari pada acara syukuran nama bandara internasional Sultan AM Sulaiman, Jum'at (21/03) lalu, di Kedaton Kutai Kartanegara, Tenggarong.
Menurut Rita, pihak Kementerian Perhubungan RI sudah memberikan lampu hijau dan siap mengeluarkan izin pembangunan bandara di Kukar yang hanya akan didarati oleh pesawat khusus carteran.
Kendati demikian, Rita tetap optimis jika kelak bandara di Kukar ini dapat dioperasikan sebagai bandara umum. "Insya Allah 6 bulan ke depan nantinya bisa kita kejar izinnya menjadi bandara umum. Itu kalau diizinkan," ujar Rita di hadapan Gubernur Kaltim, Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II dan pejabat lainnya.
Ditambahkan Rita, pembangunan bandara di Kukar tersebut sudah dipersiapkan mulai dari lokasi, tanah dan sarana lainnya. "Kami sudah mendapatkan surat dari kementerian akan mendapatkan izin pembangunan bandara," katanya.
Dalam kesempatan itu, Rita meminta dukungan dari Gubernur Kaltim terhadap rencana pembangunan bandara khusus di Kukar, termasuk meminta kepada Gubernur untuk mengusulkan nama yang pantas untuk bandara tersebut nantinya.
Menanggapi permintaan Rita, Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak menyambut baik apa yang disampaikan Bupati Kukar tersebut. "Kalau bu Rita bangun bandara, usul saya namanya Sultan Aji Muhammad Idris," kata Awang Faroek.
Usulan Gubernur tersebut langsung disambut tepuk tangan dari para pejabat serta kerabat Kesultanan Kutai yang hadir. Sekedar informasi, Sultan AM Idris adalah Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura ke-14 yang gugur di Sulawesi Selatan setelah ikut bergabung mertuanya Raja Wajo, La Maddukkelleng, melakukan perlawanan terhadap Belanda. (win/her)
|