Meriahnya Belimbur, Pejabat Pun Basah Kuyup Disiram Warga Kepala Disbudpar Kaltim HM Aswin dan Bupati Kukar Rita Widyasari tak luput dari siraman air saat berjalan kaki melewati kerumunan massa di Jalan Diponegoro Photo: Agri
Para pengendara sepeda motor hanya bisa pasrah saat diguyur air Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 08/07/2013 12:36 WITA
Salah satu momen yang paling dinanti warga, khususnya anak muda, di penghujung pesta adat Erau adalah Belimbur atau siram-siraman air.
Belimbur sendiri dilaksanakan setelah upacara adat Mengulur Naga yang ditandai dengan prosesi Naik ke Rangga Titi oleh Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II. Setelah Sultan Kutai memercikkan air Tuli yang diambil dari perairan Kutai Lama, maka Belimbur pun resmi dimulai.
Menurut Koordinator Sakral Kesultanan Kutai, Awang Demang Nata Krama, Belimbur memiliki rmakna pensucian diri dari pengaruh jahat. "Agar kita kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah," ujarnya.
Khusus Erau pada tahun ini, pihak Kesultanan Kutai menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan Belimbur yakni di sepanjang tepian sungai Mahakam dari Kelurahan Mangkurawang hingga Timbau. Sedangkan waktu Belimbur ditetapkan mulai pukul 11.00 hingga 14.00 WITA.
Aktivitas belimbur di Jalan KH Akhmad Muksin, Tenggarong, berlangsung hingga lewat dari jam 15.00 WITA Photo: Agri
Anak-anak pun ikut belimbur dengan menggunakan pistol maupun senapan air Photo: Agri | | |
Kendati demikian, masih banyak warga yang melakukan aktivitas Belimbur diluar waktu yang ditentukan. Bahkan kegiatan Belimbur juga masih dilakukan di luar kawasan yang telah ditetapkan, seperti di Jalan Pesut, Jalan Mangkuraja, Jalan Kartini dan Jalan Ki Hajar Dewantara.
Sementara itu, para pejabat teras seperti Bupati Kukar Rita Widyasari, Wabup HM Ghufron Yusuf serta Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata (Disbudpar) Kaltim HM Aswin ikut merasakan guyuran air dari warga yang melakukan aktivitas Belimbur.
Hal ini terjadi lantaran para pejabat tersebut hanya berjalan kaki dari Museum Mulawarman untuk melihat langsung kegiatan Belimbur yang dlakukan masyarakat.
Tak pelak kehadiran Bupati Rita Widyasari dan para pejabat ini mendapat 'sambutan' antusias dari para warga. Air pun disiramkan warga kepada mereka. Rita pun hanya tersenyum ketika dirinya harus basah kuyup.
"Nggak apa-apa semuanya basah-basahan dalam Belimbur. Ini merupakan budaya yang unik dan perlu dilestarikan, namun tidak boleh berlebihan apalagi menyakiti. Yakini jika basah akan membawa kebaikan buat kita," katanya. (win)
|