Bupati Kukar Kukuhkan FK Metra Periode 2012-2017
Bupati Rita Widyasari menyerahkan bendera organisasi kepada Ketua FK Metra Kukar 2012-2017 HAPM Haryanto Bachroel Photo: Humas Kukar/Hayru Abdi
|
KutaiKartanegara.com - 02/10/2012 11:15 WITA
Kepengurusan Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) masa bakti 2012-2017 resmi dikukuhkan, Sabtu (29/09) malam lalu di Tenggarong.
Pengukuhan tersebut dilakukan langsung Bupati Rita Widyasari di Pendopo Odah Etam, yang ditandai dengan penyerahan bendera organisasi kepada Ketua FK Metra Kukar 2012-2017 HAPM Haryanto Bachroel.
Dikatakan Bupati Rita Widyasari, media tradisional mempunyai fungsi meningkatkan dan mengembangkan nilai spritual, etis dan estetis pada diri manusia.
"Di samping itu, dapat juga sebagai media hiburan dan penyebarluasan informasi publik, karena alur cerita dalam kesenian rakyat tradisional biasanya disampaikan dengan bahasa lokal dan menyatu dalam kehidupan masyarakat setempat, sehingga mudah dimengerti dan dicerna oleh masyarakat," ujarnya.
Penandatanganan berita acara pengukuhan pengurus FK Metra Kukar 2012-2017 Photo: Humas Kukar/Hayru Abdi | | |
Oleh karena itu, Rita menyambut baik atas terbentuknya kepengurusan FK Metra di Kukar. "Dengan adanya forum ini saya berharap ke depan akan menjadi media penyebarluasan informasi publik yang terbaik bagi masyarakat, sehingga apa yang menjadi keinginan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam pembangunan senantiasa dapat diketahui dan dipahami dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat baik di perkotaan hingga pedesaan," kata Rita.
Kepada jajaran pengurus FK Metra yang telah dilantik, Rita berharap agar mereka dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah dan segera melakukan inventarisasi semua kelompok seni dan budaya tradisional yang ada di 18 kecamatan se-Kukar guna mempercepat arus informasi dalam penyebaran informasi publik.
Setelah resmi dikukuhkan, FK Metra Kukar langsung melakukan aksi dengan menggelar pertunjukan seni tradisional di halaman Kantor Bupati Kukar yang terdiri dari tarsul, tari tradisional Jawa, Bugis dan Dayak, serta teater komedi. Dan sebagai puncaknya adalah pagelaran wayang kulit semalam suntuk bersama Ki Dalang Warseno Slenk. (her/win)
|