Ritual Beluluh Awali Pelaksanaan Erau 2009 Sultan Kutai HAM Salehoeddin II duduk di atas balai bambu ketika menjalani ritual Beluluh di Kedaton Kutai Kartanegara tadi pagi Photo: Agri
Wagub Kaltim Farid Wadjdy (kiri) saat melakukan adat Ketikai Lepas bersama Sultan Kutai HAM Salehoeddin II Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 22/07/2009 16:38 WITA
Menandai akan dimulainya pelaksanaan pesta adat Erau, pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura tadi pagi menggelar ritual pendahuluan berupa upacara adat Beluluh.
Upacara adat Beluluh yang berlangsung khidmat di Kedaton Kutai Kartanegara (Kukar) ini dilakukan terhadap Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II dan putra mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.
Ritual pendahuluan jelang Erau ini dihadiri pula oleh Wakil Gubernur Kaltim H Farid Wadjdy, Pj Bupati H Sjachruddin MS, pejabat Muspikab, sejumlah kepala dinas/instansi di lingkungan Pemkab Kukar, serta anggota kerabat Kesultanan Kutai.
Proses upacara adat Beluluh diawali dengan pembacaan mantera oleh seorang pawang yang disebut Belian didampingi seorang pawang perempuan yang disebut Dewa. Sepuluh menit kemudian, Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II beranjak menuju sebuah balai yang berada di tengah ruangan.
Sultan kemudian duduk di atas balai yang terbuat dari bambu kuning dengan kaki balai mencapai 41 buah. Belian kemudian melantunkan memang atau mantera selama prosesi adat tersebut.
Prosesi Adat Beluluh diakhiri dengan ritual Ketikai Lepas yang dilakukan Sultan Kutai bersama kerabat Kesultanan Kutai HAB Abd Rahim. Setelah itu, Sultan juga melakukan Ketikai Lepas bersama Wagub Kaltim Farid Wadjdy.
Usai prosesi Beluluh terhadap Sultan, giliran Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat menjalani prosesi yang sama seperti Sultan Kutai. Di bagian akhir, Putra Mahkota melakukan Ketikai Lepas bersama Pj Bupati Kukar H Sjachruddin dan seorang anggota kerabat Kesultanan Kutai lainnya yakni HAP Adi Kesuma.
Menurut Awang Imaluddin selaku Koordinator Seksi Sakral Keraton Kutai, upacara adat Beluluh memiliki makna sebagai pembersihan diri. "Sehingga bersih jiwa dan hatinya seperti layaknya seorang bayi yang baru lahir," imbuhnya.
Ditambahkan Awang Imaluddin, upacara adat Beluluh ini selalu diadatkan sejak berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara. "Upacara adat ini digelar baik pada saat Erau, perkawinan maupun penyambutan tamu yang disesuaikan tatanan adat," jelasnya. (win)
|