Banjir Makin Parah, Satkorlak Penanggulangan Bencana Diaktifkan Kembali
Sebuah rumah milik warga di Kecamatan Sebulu yang terendam air lebih dari 1,5 meter Photo: Joe
|
KutaiKartanegara.com - 27/04/2005 23:05 WITA
Banjir akibat luapan sungai Mahakam yang semakin parah melanda beberapa kecamatan di Kutai Kartanegara (Kukar) akhirnya memaksa Pemkab Kukar untuk mengaktifkan kembali Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) yang telah terbentuk sejak tahun 2001.
Pengaktifan kembali Satkorlak PB tersebut ditegaskan Penjabat Bupati Kukar Drs Hadi Sutanto, Selasa (26/04) kemarin, saat memimpin rapat koordinasi bersama Kapolres Kukar AKBP Drs Supriyanto, Dandim Tenggarong/0906 Letkol Inf Dwi Lestiyono serta beberapa kepala dinas/instansi/bagian terkait.
Dengan adanya Satkorlak PB ini, Hadi Sutanto berharap agar seluruh instansi terkait dapat meningkatkan koordinasi serta mampu bekerja sesuai tugas dan fungsinya. Sementara untuk pendanaan akan menggunakan dana dari APBD Kukar. Demikian kata Hadi Sutanto.
Markas Koramil di Kecamatan Muara Kaman pun tak luput dilanda banjir Photo: Joe | | |
Dalam rapat koordinasi tersebut, Pj Bupati Kukar terlebih dahulu mendengarkan laporan dari tim pemantau banjir yang telah dikirim ke 6 kecamatan yang mengalami banjir paling parah yakni Kecamatan Muara Wis, Muara Muntai, Kota Bangun, Sebulu, Muara Kaman dan Kenohan.
Kepala Badan Kesbang Linmas Kukar Drs H Armansyah MM selaku Koordinator Kelompok I Tim Pemantau Banjir terhadap Kecamatan Sebulu, Muara Kaman dan Kenohan melaporkan bahwa masyarakat mulai terserang penyakit gatal-gatal, sementara pasokan air bersih tidak dapat beroperasi akibat pompa PDAM terendam air.
Sedangkan Kepala Dinas Sosial Kukar Drs Yuliansyah Djafar selaku Koordinator Kelompok II Tim Pemantau Banjir di Kecamatan Muara Muntai, Muara Wis, dan Kota Bangun melaporkan bahwa banjir yang sangat parah terjadi di sejumlah desa di tiga kecamatan tersebut, yakni 6 dari 9 desa di Kota Bangun yang mengalami kebanjiran, 5 dari 7 desa di Muara Wis serta 3 desa dari 11 desa yang terendam di Muara Muntai.
Menurut Yuliansyah, banjir yang melanda desa-desa di 3 kecamatan tersebut telah mencapai 1,5 hingga 2 meter dari lantai rumah warga. Akibatnya, banjir yang melanda selama 2 pekan ini menyebabkan banyak sekolah-sekolah di wilayah tersebut terpaksa diliburkan. (win/joe)
|